Tak Pernah Ikut Perang selama 200 Tahun, Tiba-Tiba Negara Ini Perkuat Kekuatan Militer: Ada Apa?
Pesawat tempur ringan tidak bisa cukup cepat dan terbang cukup tinggi dalam pertempuran bila diperlukan.
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Perang dunia pernah terjadi dua kali, namun ada satu negara yang tak pernah telibat dan aman-aman saja selama 200 tahun terakhir meski negara lain bertumpah darah.
Lebih dari 200 tahun lalu, negara Eropa yang berada di tengah-tengah blok NATO diyakini sebagai yang terakhir dalam sejarahnya.
Swiss - negara netral di Eropa, tidak berselisih dengan negara mana pun.
Namun negara ini ingin menghabiskan 6,6 miliar USD atau sekitar Rp 97 triliun untuk jet tempur.
Swiss menargetkan pesawat tempur berkecepatan hipersonik yang kuat.
• Dikabarkan Bakal Perang di Awal November, ini Kekuatan Militer China dan Taiwan
• Ngeri Kali, Ada Gambar Kim Jong Un di Kertas Rusak, Korea Utara Kejar Pelaku & Siapkan Hukuman Berat
Namun, rencana belanja militer pemerintah Swiss itu mendapat banyak pertanyaan dan kritik dari masyarakat tentang kebutuhan tersebut.
Lebih jauh, diketahui bahwa negara tetangga Swiss tidak memiliki jet tempur.
“Siapa musuh kita?"
"Siapa yang akan menyerang negara kecil dan netral yang dikelilingi oleh Organisasi Perjanjian Atlantik Utara?"
"Beli pesawat tempur tanpa bayaran. Terlalu boros dan sia-sia,” kata Priska Seiler Graf, anggota kongres Swiss.
Dalam konteks rencana pengadaan pesawat tempur ditentang, Swiss akan mengadakan referendum untuk mengambil keputusan akhir.
• Donald Trump Seperti Berkampanye, Padahal di Sidang Umum, Ia Marah pada China Atas Virus Covid-19
• GEJALA Aneh Covid-19 yang Dirasakan Pasien Selain Demam: Kehilangan Indera Perasa & Pelupa
Swiss memiliki sekitar 30 jet tempur tua yang akan pensiun pada 2030.
Menurut anggota kongres Seiler Graf, Swiss bisa membeli pesawat tempur, tapi harus beli yang murah, bukan modern.
“Jika kami benar-benar harus membeli pesawat tempur baru, kami harus membeli yang murah, ringan. Sudah cukup, ”kata Seiler Graf.
Banyak orang Swiss juga percaya bahwa negara itu tidak membutuhkan tentara.
