Mengaku sebagai Algojo ISIS dan Ceritakan Pengalaman Mengeksekusi, Pria Ini Ternyata Berbohong
pria berusia 25 tahun itu mengungkapkan bagaimana perannya bersama ISIS empat tahun lalu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Mengaku sebagai algojo ISIS dan mengklaim sudah melakukan eksekusi seorang pria Kanada ditangkap pihak terkait.
Ia ditangkap dan dianggap berbohong soal aktivitasnya sebagai teroris.
Shehroze Chaudhry kepada publik mendiskusikan "pengalamannya" bersentuhan dengan kelompok teroris itu, di mana dia terlibat dalam eksekusi.
Berdasarkan laporan media Kanada CBC, pria berusia 25 tahun itu mengungkapkan bagaimana perannya bersama ISIS empat tahun lalu.
Chaudhry, yang berasal dari Burlington, Ontario, dilaporkan menggambarkan dirinya sebagai mantan anggota ISIS yang hidup bebas di "Negeri Mapple".
• Medsos ISIS Dihujani Konten Mesum Pasca Serang Komunitas Gay
• GEGER! Masjid Haghia Sophia Hendak Diserang ISIS, Beruntung Intelijen Turki Sigap
• Ada KTP Warga Indonesia Ditemukan saat Kelompok Houthi Grebek Markas ISIS di Yaman, BNPT Buka Suara
Kepada CBC, dia mengaku pertama kali bergabung dengan Daesh (akronim ISIS dalam bahasa Arab) sebagai polisi agama di kota Manbij, Suriah.
Dia mengklaim sudah melakukan dua eksekusi, dan semakin populer setelah tampil dalam podcast The New York Times' Caliphate.
Dengan detil, pria yang mempunyai nama alias Abu Huzaifa al-Kanadi itu menjabarkan setiap momen mengerikan selama dia "bergabung".
Di antaranya adalah ketika dia menggambarkan membunuh korbannya dari titik buta mereka, atau mengeksekusi dengan cara menyalib.
Dia juga menuturkan momen seperti mencambuk korban di depan umum, melakukan pemenggalan, dan mengklaim menderita mimpi buruk karenanya.
Wawancara Chaudhry kemudian memunculkan kemarahan dari kalangan oposisi, yang mempertanyakan pemerintah apakah sudah melindungi warga dari Chaudhry.
• Warga Ungkap Sosok Pria di Dalam KTP Mojokerto yang Disorot Video di Markas ISIS
• DUARR!, Pria Ini Ditembak Algojo ISIS di Bagian Kepala, Tapi Ia Selamat Dari Kematian
Tetapi seperti dilansir Sky News dan Daily Mirror Sabtu (26/9/2020), Royal Canadian Mounted Police (RCMP) menyatakan mereka menahan Abu Huzaifa.
RCMP menerangkan setelah mereka menggelar penyelidikan, diketahui Chaudhry atau Abu Huzaifa al-Kanadi itu sudah berbohong terkait aktivitasnya.
Penegak hukum menjabarkan karena ulah Chaudhry yang tampil di media lokal hingga podcast milik The Times, publik mengalami ketakutan.
Kepala Toronto INSET Pengawas Christopher deGale menjelaskan, hoaks yang terus-menerus diucapkan bisa membangkitkan ketakutan di masyarakat.
