Survei AS Gagalkan'Perangkap' Utang' China Untuk Timor Leste, Australia Sempat Keringat Dingin
Sebelumnya, negara bekas provinsi ke-27 Indonesia, Timor Leste sempat mengajukan pinjaman sebesar 16 miliar dollar ke Bank Exim milik negara China.
Momentum untuk Tasi Mane pertama kali terhenti pada Maret setelah Timor Leste mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 dan menyatakan keadaan darurat.
Negara yang bergantung pada minyak ini juga harus secara radikal memotong pengeluaran publik pada bulan April setelah harga minyak mentah di AS memasuki wilayah negatif.
Impian lamanya untuk menciptakan industri perminyakan dalam negeri yang akan mengakhiri ketergantungannya pada bantuan asing dan mengamankan kelangsungan hidupnya sebagai negara yang berdaulat semakin jauh dari pandangan.
Satu-satunya harapan Timor Leste untuk menyelamatkan impiannya tersebut kini bergantung pada pinjaman China, yang ternyata hanya sudi diberikan oleh China dengan syarat yang justru paling ditakuti oleh Australia.
Melansir Asia Review (26/9/2020) dalam artikel berjudul 'COVID-19 wipes out East Timor's dreams of oil and gas riches', sejak memperoleh kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002, negara termuda dan termiskin di Asia Tenggara telah berduel dengan perusahaan minyak serta tetangganya yang jauh lebih besar, Australia, untuk menguasai mayoritas Ladang Gas 'Greater Sunrise'.
Dari ladang gas tersebut, 70% di antaranya terletak di perairan teritorial Timor Lorosae, dan sisanya 30% di perairan Australia.
Menurut perkiraan, ada cadangan lebih dari 5 triliun kaki kubik (141,5 miliar meter kubik) gas alam dan 226 juta barel minyak, Greater Sunrise bernilai sekitar $ 50 miliar sebelum pandemi melanda.
(*)
Sumber: Intisari-Online.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/bendera-timor-leste.jpg)