Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ribuan Pasangan Usia Produktif Pilih Pisah di Kota Ini, Perceraian Selama Pandemi Didominasi Ekonomi

Faktor penyebab terjadinya perceraian paling banyak adalah faktor ekonomi. Total sebanyak 630 pasangan berpisah karena faktor ini.

Editor: CandraDani
GOODHOUSEKEEPING.COM/GETTY IMAGES
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Selama pandemi virus Corona atau Covid-19 yang melanda sejak bulan Maret hingga saat ini, tercatat ribuan wanita di Gresik menjadi janda.

Bahkan, tercatat angka perceraian cukup tinggi selama pandemi sejak bulan maret lalu.

Menurut data perceraian di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Gresik, ada 1.058 angka perceraian  sejak  pandemi covid-19  melanda Gresik bulan Maret hingga Agustus.

Angka perceraian paling tinggi malah terjadi saat awal pandemi pada bulan Maret, sebanyak 268 perceraian diketok palu hakim.

Kemudian di susul bulan Agustus kemarin, angka perceraian sebanyak 190.

Suasana ruang tunggu di Pengadilan Agama Kabupaten Gresik, Selasa (29/9/2020).
Suasana ruang tunggu di Pengadilan Agama Kabupaten Gresik, Selasa (29/9/2020). (SURYA.CO.ID/Willy Abraham)

Terbanyak nomor dua setelah bulan maret.

Total ada 13 faktor penyebab terjadinya perceraian di Kabupaten Gresik.

Mulai dari zina, mabuk, madat, judi, meninggalkan satu pihak, dihukum penjara, poligami dan kekerasan dalam rumah tangga.

Kemudian cacat badan, perselisihan terus menerus, kawin paksa, murtad dan faktor ekonomi.

Faktor penyebab terjadinya perceraian paling banyak adalah faktor ekonomi. Total sebanyak 630 pasangan berpisah karena faktor ini.

VIDEO: Pasangan Kekasih Kurir Narkoba Ditangkap Membawa 1 kg Sabu dan 500 Butir Ekstasi

Kemudian disusul faktor perselisihan terus menerus diurutan kedua dan kekerasan dalam rumah tangga. Faktor lainnya adalah meninggalkan satu pihak dan mabuk-mabukan.

Menurut, Hakim Humas PA Gresik, Sofyan Zefri angka perceraian didominasi usia produktif.

“Usia produktif mulai usia 25 hingga 40 tahun. Di bawah 25 tahun juga ada. Perceraian di tengah pandemi didominasi oleh faktor ekonomi,” ucapnya.

Menurut Sofyan, tingginya angka perceraian di tengah pandemi covid-19 ini karena pasangan sebelum ada pandemi memang memiliki masalah kecil.

Kemudian saat pandemi, salah satu dari mereka ada yang terdampak sehingga membuat masalah kecil tersebut membesar hingga memilih untuk berpisah kemudian bercerai.

Lapor Pak Kapolri! Polisi di Soppeng Tangkap Kakek yangTebang Pohon Jati, Padahal Ditanam Sendiri

Sumber: Surya
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved