Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penangan Covid

PSBM Empat Kecamatan di Pekanbaru Dimulai, Warga Harus Diam di Rumah Kalau Tak Mau Kena Sanksi

Sesuai kesepakatan bersama, PSBM kali ini ada tambahan tiga kecamatan yakni Marpoyan Damai, Bukit Raya dan Payung Sekaki," jelasnya usai apel

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
PSBM Empat Kecamatan di Pekanbaru Dimulai, Warga Harus Diam di Rumah Kalau Tak Mau Kena Sanksi 

Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi menyebut bahwa penanganan Covid-19 di Kota Pekanbaru masih fokus pada arahan pemerintah pusat. Pemerintah kota berupaya mengendalikan virus yang ada.

Mereka juga berupaya menjalankan roda ekonomi. Satu caranya dengan menerbitkan Peraturan Walikota Pekanbaru No.130 tahun 2020 tentang Prilaku Hidup Baru dan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.

"Bahkan kemudian kita revisi aturan agar bisa memberi sanksi kepada pelanggar protokol kesehatan," ujarnya, Kamis (1/10/2020).

Ayat mengajak masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan mencegah Covid-19.

Caranya dengan memakai jarak, memakai masker, menjaga kebersihan dan jauhi pusat keramaian.

"Kita terus sosialisasi kepada masyarakat terkait sanksi tersebut," jelasnya.

Politisi PKS ini menegaskan bahwa pemerintah kota sudah bersiap layanan kesehatan.

Pemerintah tidak cuma menyiapkan RSD Madani.

Mereka juga menyediakan Rumah Sehat di Rusunawa Rejosari.

"Kita juga kordinasi dengan provinsi dan rs swasta, untuk mencegah terjadinya ledakan kasus," jelasnya.

Ayat mengajak masyarakat untuk tidak cuma berusaha tetap disiplin.

Ia mengimbau masyarakat untuk terus berdoa agar dijauhkan dari bahaya Covid-19.

Ayat mengingatkan juga agar pengelola layanan publik tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan.

Ia mengimbau agar batasi layanan tatap muka bila mendapati kasus positif Covid-19.

Ayat menyarankan agar layanan tetap buka secara online.

"Lakukan penyemprotan disinfektan. Swab test staf atau pegawai yang terindikasi," ujarnya.

Gubernur Riau Ungkap Sesuatu

Kasus pasien positif Covid-19 di Provinsi Riau setiap harinya selalu mengalami lonjakan.

Setelah sehari sebelumnya sempat mencapai 352 kasus, hari ini, Kamis (1/10/2020) terdapat penambahan 265 pasien positif Covid-19.

Dengan adanya penambahan 265 kasus baru ini maka total kumulatif pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini mencapai 7.887 kasus.

Sedangkan untuk pasien yang sembuh ada penambahan sebanyak 279 orang.

Sehingga total pasien sembuh hingga saat ini mencapai 4.128 orang.

Namun kabar dukanya, ada penambahan 7 pasien positif di Riau yang meninggal dunia.

Sehingga total pasien yang meninggal dunia akiba Covid-19 di Riau mencapai 166 orang.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Kamis (1/10/2020) mengungkapkan, tingginya angka kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau disebabkan karena banyaknya warga yang melakukan swab mandiri.

Dengan banyaknya warga yang melakukan swab secara mandiri di rumah sakit swasta tersebut, membuat kasus baru pasien positif di Riau terus mengalami lonjakan. Bahkan sempat mencapai diatas 300 kasus lebih dalam satu hari.

"Lonjakan kasus Covid-19 di Riau ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang melakukan swab mandiri," katanya.

"Ada kesadaran orang untuk melakukan swab, mereka ingin tau bagaimana kesehatanya, otomatis ini naik, karena banyak yang melakukan swab madiri," imbuhnya.

Gubri Syamsuar mencontohkan seperti yang terjadi hari ini, dimana dari 265 penambahan kasus tersebut terbanyak ditemukan di Kota Pekanbaru yakni, 160 kasus.

Dari 160 kasus penambahan pasien positif Covid-19 tersebut ternyata sebagian besarnya adalah warga yang sebelumnya melakukan swab mandiri.

"Sebagai contoh hari ini ada penambahan 265 kasus, terbanyak di Pekanbaru sebanyak160 Pekanbaru.

Nah dari 160 itu ternyata 105 berasal dari masyarakat yang melakukan swab mandiri.

Artinya kalau mereka tidak melakukan swab mandiri, berarti di Pekanbaru cuma 55 orang saja yang positif," ujarnya.

Lalu siapa sebenarnya masyarakat yang disebutkan Gubri secara sadar melakukan swab mandiri itu.

Mengingat biaya untuk swab mandiri tidak lah murah yakni sekitar Rp 1,7 juta sekali swab.

"Kemungkinan besarnya itu dari (karyawan) perusahaan, tak mungkin masyarakat biasa, kalau dari masyarakat itu paling dari kalangan mampu, tapi saya rasa itu banyak dari perusahaan," katanya.

Namun fenomena ini diakui Gubri Syamsuar baik untuk menekan laju penyebaran wabah Covid-19 di Riau.

Sebab dengan banyaknya masyarakat yang secara sadar melakukan swab mandiri maka dengan cepat diketahui dan dilakukan isolasi sehingga tidak menularkan ke orang lain disekitarnya.

"Ini bagus, karena semakin cepat tau kita, semakin cepat pula kita lakukan penanganan, sehingga kita harapkan trend kasus di daerah kita bisa menurun," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved