Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Sempat Ditolak, Tim Medis dan Polisi akan Kembali Lakukan Tracing Senin Depan di Tanjung Peranap

Ada total 17 warga Tanjung Peranap yang telah terkonfirmasi Covid-19,walaupun sebagian besar telah dinyatakan sembuh dan selesai menjalani isolasi.

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: CandraDani
Tribun Pekanbaru/Teddy Yohannes Tarigan
Tracing dilakukan dengan pengambilan sampel Swab kepada seluruh kontak erat pada Sabtu (25/10/2020) bertempat di kantor Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Gugus Tugas Covid-19 Kepulauan Meranti sempat menemui sejumlah kendala dalam melaksanakan tugas di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti.

Hal yang terjadi di lapangan adalah penolakan warga terhadap tim penanganan yang melaksanakan tugas.

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti sebelumnya memang menggesa tracing di sana karena kian meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Juru Bicara Covid-19 Kepulauan Meranti Muhammad Fahri S.Km mengatakan untuk mencari solusi tersebut pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Polsek Tebingtinggi Barat, Pemkab dan Aparat kecamatan maupun desa di sana.

Baca juga: Kasus Covid Turun, Belajar Tatap Muka SD dan SMP di Meranti Diterapkan Kecuali Desa Tanjung Peranap

"Terkait di Tanjung Peranap kan terjadi penolakan. Artinya kemarin kita rapat untuk mengkoordinasikan bagaimana agar sosialisasi bisa dilakukan secara baik kepada masyarakat dan masyarakat bisa paham apa tugas kita di sana," ujar Fahri saat dikonfirmasi tribun Jumat (13/11/2020).

Walaupun sempat terhenti karena kondisi desa memanas, Fahri mengatakan melalui rapat koordinasi tersebut, pihaknya akan kembali melakukan tracing di Tanjung Peranap pada Senin (16/11/2020) mendatang.

"Nantinya proses tracing, pembagian masker dan penyemprotan disinfektan akan kita lakukan lagi. Nantinya semua tim termasuk kepolisian juga akan turun bersama-sama," tuturnya.

Dirinya juga menjelaskan kondisi di Desa Tanjung Peranap masih terbilang rawan karena proses tracing terhambat.

Baca juga: Hilang Selama 2 Hari, Nelayan Meranti Ditemukan Tim SAR di Perairan Bengkalis Sudah Meninggal Dunia

Bahkan pihaknya masih merekomendasikan agar belajar tatap muka di sekolah belum dibuka di Desa Tanjung Peranap karena Covid 19.

"Kondisi masih rawan, sehingga sekolah juga belum bisa untuk tatap muka," tuturnya.

Dikatakan Fahri bahwa ada total 17 warga Tanjung Peranap yang telah terkonfirmasi Covid-19.

Walaupun sebagian besar telah dinyatakan sembuh dan selesai menjalani isolasi.

"Sekarang yang tinggal hanya beberapa orang. Tapi karena tracing sempat terhenti jadi kita masih harus melakukan pemeriksaan dan identifikasi di sana," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya tim mendapatkan penolakan saat menjemput warga yang terkonfirmasi positif Covid 19 di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat.

Baca juga: Istri Kedua dan Keempatnya Kumpul di Jeruji Besi, Si Parok Dari Meranti ini Cari Bini Lagi?

"Beberapa hari yang lalu kita sempat terkendala karena terjadi penolakan terhadap warga di sana saat tim kita hendak menjemput pasien yang diketahui positif Covid 19," ujar Fahri kepada Tribun Minggu (25/10/2020).

Dikatakan Fahri warga melakukan penolakan karena beberapa warga merasa terganggu dengan kehadiran mereka untuk menjemput maupun melakukan tracing.

Walaupun dikatakan Fahri hasil Swab telah menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Kami awalnya berharap bisa dilakukan secara persuasif agar tim kita bisa diterima karena kami bukan untuk mendiskreditkan siapapun dan hanya menjalankan tugas," tutur Fahri.

Akibat kejadian tersebut Fahri mengatakan tidak punya kewenangan untuk memaksa, dan telah mengkoordinasikan hal tersebut kepada Dinas Kesehatan dan pihak kepolisian.

"Kita tidak ada kewenangan, karena biar bagaimanapun untuk kebaikan bersama masyarakat harus paham bahwa tugas kita agar Covid tidak menyebar lebih," pungkasnya.

Kepala Desa Tanjung Peranap, Aswandi  juga mengakui sempat terjadi kesalahpahaman antar masyarakat desa khusunya pihak keluarga yang akan diisolasi oleh gugus tugas.

Sehingga kondisi masyarakat desa sempat memanas dengan kehadiran tim gugus tugas.

"Hanya miskomunikasi saja, karena memang masyarakat banyak yang terdoktrin dengan informasi yang tidak jelas," ujar Aswandi beberapa waktu yang lalu.

Walaupun demikian Aswandi mengatakan bahwa para pasien telah berhasil dijemput oleh tim bersama pihak Polsek Tebingtinggi Barat yang turun ke lapangan.

Aswandi tidak menampik jika persoalan covid telah menjadi momok terkhusus masyarakatnya. Sehingga dirinya juga sempat dinilai masyarakat berspekulasi terhadap masyarakat yang terkonfirmasi Covid 19.

"Saya saja sempat dinilai bersekongkol dengan pemerintah terkait hal ini. Namun setelah aparat kepolisian turun dan kita beri pemahaman akhirnya masyarakat mengerti dan mau melaksanakan yang diarahkan oleh gugus tugas Covid 19." Pungkas Aswandi. (tribunpekanbaru.com/ Teddy Tarigan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved