Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sosok Ini Disebut yang Bertanggung Jawab Temuan Jasad Termutilasi, Tapi Warga tak Berani Menuntutnya

Warga hanya pasrah. Padahal sering ditemukan jasad termutilasi. Sosok ini yang disebut sebagai pelaku. Tak ada yang berani menentang

Editor: Budi Rahmat
alazharpeduli
Ilustrasi 

"Lidah dicabut untuk menghukum mereka yang terlalu banyak bicara," kata seorang nelayan Bangui.

"Kalau penisnya yang dipotong itu adalah pezina. Telinga dipotong untuk mereka yang tidak mendengarkan," lanjutnya dikutip Kompas.com dari AFP, Jumat (20/11/2020).

Aleksandra Cimpric seorang antropolog dan spesialis ilmu sihir modern Afrika mengatakan, takhayul itu dimaksudkan untuk menghalangi perilaku tak baik.

"Ia bertindak seperti pengatur norma perilaku dan moralitas baik," terangnya.

Sistem peradilan di Afrika Tengah sangat buruk, sejak lama telah dirundung kemiskinan dan korupsi. Sebaliknya Talimbi dianggap bisa main hakim sendiri untuk orang-orang yang jelas bersalah.

"Siapa pun Talimbi, dia akan memverifikasi apakah yang Anda katakan itu benar," kata Jean-Claude Beta ketua Association of Tradipractitioners, yang anggotanya adalah tabib tradisional.

Untuk mengetahui apakah tuduhan itu benar atau salah, sebuah tongkat atau tanaman akan dilempar ke sungai. Jika mengambang artinya tuduhan itu bohong.

Baca juga: Polisi Beber Fakta usai Otopsi Jasad Ibu dan 2 Anaknya yang Tewas dalam Rumah, Ada yang jadi Misteri

Baca juga: Kakak Kandung Rina Hilang 3 Bulan Lalu, Misteri Jasad Pria Terkubur di Dalam Rumah Kontrakan

Tapi kalau tenggelam, Talimbi akan menjatuhkan hukuman dan korban secara mistis dipanggil ke tepi sungai.

"Saat Anda dipanggil, Anda akan ditarik ke sungai bahkan jika berada 100 kilometer jauhnya," kata Beta.

"Tidak ada pengampunan. Anda akan mati."

Meski begitu, kepercayaan yang mengakar kuat pada manusia buaya menjadi celah yang dimanfaatkan para pembunuh.

"Cukup membuang mayat ke sungai dan cerita tentang Talimbi akan menutupi mereka yang membunuhnya," kata Joseph Bindoumi, ketua Liga Hak Asasi Manusia Centrafican dan mantan jaksa penuntut umum.

Salah satu korban korban terbaru yang ditemukan di Ubangui adalah seorang wanita muda. Jenazahnya tidak pernah diklaim keluarga atau teman.

Kasusnya ditutup setelah sekelompok anak muda mengubur jasadnya di dekat sungai, dan menempatkan kayu salib di atas makamnya.

Polisi mengatakan, jasad wanita itu adalah satu-satunya yang diambil dari sungai, bukan salah satu dari tiga dan tidak ada tanda-tanda kekerasan, berbeda dari laporan warga setempat.

Baca juga: Baru Berusia Satu Hari, Jasad Bayi Dihanyutkan di Sungai Diduga Hasil Hubungan Gelap, Dikira Boneka

Baca juga: Awalnya Dikira Boneka Bekas, Pemulung Kaget Temukan Jasad Bayi Laki-laki di Tumpukan Sampah

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved