Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kotori Jenazah hingga Eksekusi Tahanan, Dugaan Kejahatan Perang Azerbaijan-Armenia Diselidiki

Beredar video yang beredar di media sosial selama pertempuran yang diduga menunjukkan eksekusi tahanan perang Armenia oleh pasukan Azerbaijan

Editor: Nurul Qomariah
HANDOUT / ARMENIAN DEFENCE MINISTRY / AFP
Tentara Armenia menembakkan artileri saat bertempur melawan Azerbaijan. 

Pertempuran yang meletus pada 27 September berlangsung lama, meskipun ada upaya oleh Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat untuk mendorong gencatan senjata.

Kesepakatan perdamaian yang ditengahi Moskwa diumumkan pada 10 November, setelah militer Azerbaijan membanjiri pasukan separatis Armenia.

Dan mengancam akan bergerak maju ke kota utama Karabakh, Stepanakert.

Di bawah perjanjian tersebut, Armenia kehilangan kendali atas 7 distrik yang direbut selama perang pasca-Soviet pada 1990-an.

Menewaskan 30.000 orang dan membuat banyak orang Azerbaijan yang dulu tinggal di sana mengungsi.

PM Armenia Akui Bertanggung Jawab

Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengakui dirinya bertanggung jawab atas kekalahan dari Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Dia kemudian mengumumkan adanya paket kebijakan selama enam bulan untuk memastikan stabilitas demokrasi, meski pemeirntahannya tengah digoyang.

Pashinyan mengabaikan tekanan dari oposisi maupun massa untuk mengundurkan diri, setelah kekalahan Yerevan di kawasan Kaukasia itu.

Kekalahan itu terjadi setelah Armenia menerima gencatan senjata yang ditawarkan Rusia, mengakhiri perang melawan Azerbaijan selama enam pekan terakhir.

Berdasarkan kesepakatan itu, separatis yang didukung Yerevan harus mundur dari wilayah yang bisa direbut pasukan Azerbaijan, termasuk kota penting Shusha.

Pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan mengundurkan diri, dengan Presiden Armen Sarkissian menyerukan pemilu dini.

Dalam tulisannya di Facebook pada Rabu (18/11/2020), Nikol Pashinyan menyatakan dirinya bertanggung jawab atas kekalahan di Karabakh.

Namun daripada menuruti oposisi untuk mundur, dia berdalih fokusnya saat ini adalah memastikan keamanan nasional dan stabilitas negara.

"Saya berusaha untuk teguh," ungkap Pashinyan seraya menyebutkan 15 langkah yang hendak dia eksekusi, seperti diberitakan Al Jazeera.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved