Dijanjikan Rp 6 Juta Jemput Wanita Rohingya, Driver Ojol Pasrah Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia

Driver ojol asli Aceh menetap di Tangerang, Banten tersebut mengaku tidak menyangka dirinya akan terjerat perkara penyelundupan Rohingya.

Editor: CandraDani
SERAMBINEWS.COM/ZAKI MUBARAK
Tersangka BS (45) pria asal Tangerang ditangkap TNI saat hendak membawa kabur empat Rohingya di Kamp bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang di Gampong Meunasan Mee, Kecamatan Muara , Lhokseumawe pada Jumat (20/11/2020) sore ternyata berprofesi sebagai driver ojek online (ojol), kini telah di tahan di Maapolres Lhokseumawe, Minggu (22/11/2020). 

Si penelpon itu mengaku mendapat nomor kontaknya dari seseorang yang pernah bekerja sebagai calo tiket di Bandara.

Akhirnya warga Malaysia itu meminta dirinya untuk datang ke Lhokseumawe dengan imbalan uang Rp 6 juta.

“Saat itu saya sempat bilang pikir-pikir dulu. Saya juga bilang ke dia, kalau saya tidak punya ongkos berangkat. Tapi karena dia berjanji transfer uang bila adiknya saya bawa ke penginapan, ya akhirnya saya berangkat,” katanya.

Ia mengaku berangkat ke Aceh hingga sampai ke Lhokseumawe menghabiskan uang Rp 2 juta lebih.

Dana itu ia pinjam ke ibu mertua.

Uang itu akan dikembalikan setelah pekerjaanya selesai.

Baca juga: Kaget Dirinya Dituding sebagai MA Terkait Prostitusi Online, Cewek Cantik Ini Polisikan Akun Ini

Terdesak Ekonomi

BS sempat khawatir mendapat tawaran Muhammad Hamid, karena harus jauh-jauh ke Aceh.

Namun karena terdesak ekonomi, pria kelahiran asli Aceh Tenggara itu mengaminkan permintaan warga Malaysia tersebut.

“Anak saya tujuh bang, yang paling besar menganggur di Jakarta, paling kecil masih berumur 1 tahun. Saya hanya Ojol, selama pandemi Covid-19 ini pendapatan saya hanya Rp 30-40 ribu perhari. Saya coba macam-macam tapi hasilnya jauh dari harapan,” ungkap BS dengan mata sembab.

Ia berencana, dengan uang yang nantinya didapatkan, setelah dari Lhokseumawe ia langsung naik bus ke Medan.

Ia sudah lama tak jumpa anak lelakinya yang sedang kuliah di sana.

“Dia sudah lama butuh uang untuk bayar kos dan untuk kuliah, selama ini saya tidak punya uang. Makanya saya berencana bila sudah ditransfer saya langsung ke Medan, kasihan dia,” katanya lagi.

Baca juga: Pabrik Jamu Ilegal di Pekanbaru Digerebek Polisi, Dipasarkan Hampir ke Seluruh Wilayah Riau

Ingin Bawa Pulang Keluarga ke Aceh

BS, lahir di Desa Kedataran Gabungan, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara 1975.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved