Hati-hati, Game Online Rentan Disusupi Ideologi Teroris, Begini Cara Pelaku Tumbuhkan Kebencian
Secara tak sadar anak-anak sudah disusupi ideologi teroris saat ia bermain game online. Nah, begini pelaku membuat korban tak sadar
Wacana itu ditentang oleh para pembela kebebasan berbicara dan kebebasan sipil serta pendukung privasi, yang takut disalahgunakan dan digunakan oleh peretas, penjahat, atau otoritas setempat.
Mengenai hal itu, de Kerchove menawarkan jaminan. "Tak seorang pun di Brussels ingin mengurangi enkripsi. Sebaliknya, kami mendukung lebih banyak enkripsi."
Baca juga: China Murka, Amerika Serikat Bersihkan Nama Tokoh dan Kelompok Uighur yang Dicap Teroris Oleh China
Baca juga: Austria Diserang Teroris: 7 Orang Dilaporkan Tewas, Berikut Kronologinya. . .
Namun ia menambahkan, "Apakah itu benar kami tidak dapat mengidentifikasi siapa yang berada di balik IP address dan mengunggah foto pedofil dari pemerkosaan anak?"
"Bagaimana bisa polisi menyadap SMS tetapi tidak dapat mengakses konten yang sama dalam pesan WhatsApp? Apakah itu logis?"
Dia menyarankan Digital Services Act mencakup ketentuan yang memaksa penyedia komunikasi terenkripsi, memberikan versi pesan yang tidak terenkripsi ke polisi dan jaksa ketika diperintahkan oleh hakim.
de Kerchove menegaskan bahwa tindakan itu akan menyiasati masalah kunci dekripsi yang beredar dan jatuh ke tangan yang salah.
Namun dia tidak menjelaskan bagaimana cara kerjanya secara teknis, mengingat enkripsi WhatApp bersifat end-to-end.
Artinya hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa membacanya, bahkan WhatsApp sendiri atau Facebook selaku pemilik platform itu tidak bisa melakukannya, karena pesan dikodekan dengan dua kunci digital, satu publik dan satu pribadi.
Selain Uni Eropa, Amerika Serikat dan aliansinya yang bernama Five Eyes - terdiri dari Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru - pada Oktober juga meminta perusahaan-perusahaan teknologi memberi akses membuka pesan terenkripsi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Game Online Disebut Bisa Dipakai untuk Sebar Ideologi Teroris
