TRAGEDI KERACUNAN di Pesta Pernikahan,1 Balita Tewas, 212 Dirawat Intensif,Korban Terus Bertambah
Bupati Buton La Bakry mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan RSUD Buton terdapat 212 orang dirawat dan 1 balita meninggal dunia
TRIBUNPEKANBARU.COM, BUTON - Pesta pernikahan yang seharusnya bahagia berujung petaka.
Ratusan undangan yang hadir dan menyantap makanan yang disediakan di pesta pernikahan di Desa Galanti, Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara itu mengalami keracunan.
Rata-rata mengalami gejala pusing, mual, muntah dan diare hingga menderita dehidrasi.
Bahkan satu balita meninggal dunia akibat keracunan makanan di pesta pernikahan tersebut.
Baca juga: Seratus Sampel Swab Test Covid-19 Sudah Diuji Laboratorium Biomol RSD Madani Pascauji Coba
Baca juga: Bertambah 214 Kasus hingga Oktober,Wawako Pekanbaru Ajak Masyarakat Jauhi Potensi Penularan HIV/AIDS
Baca juga: 368 Surat Suara Lebih dan Rusak Serta 8 Plakat Cetak Pilkada Kepulauan Meranti Dimusnahkan
Jumlah korban keracunan makanan saat pesta pernikahan itu terus bertambah.
Bupati Buton La Bakry mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan RSUD Buton terdapat 212 orang dirawat.
“Sebagian itu sudah kembali dan sebagian besar masih dirawat intensif di rumah sakit dan puskesmas. Ada 1 orang meninggal, balita umur 3 tahun, mengalami dehidrasi dan ada dugaan terlambat dibawa ke rumah sakit,” kata La Bakry saar melihat kondisi warga di RSUD Buton, Selasa (1/12/2020)
Sebelumnya, pada Senin (30/11/2020) sore tercatat 23 pasien yang diduga mengalami keracunan makanan dirawat di UGD RSUD Buton.
Namun pada keesokan harinya bertambah menjadi 60 orang.
Selain itu, terdapat juga 142 warga Desa Galanti dirawat di Puskesmas Wolowa dan 10 orang dirawat di Puskesmas Siontapina.
“Kita berharap penanganan medis dapat segera dapat memulihkan kondisi mereka."
" Beberapa Langkah yang dilakukan saat ini, melacak kembali warga jangan sampai masih ada yang tertinggal di rumah gejala mual dan lainnya namun tidak ke rumah sakit, makanya harus segera ke rumah sakit,” ujar La Bakry.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Wolowa, Zainuddin Lanipo mengaku kewalahan merawat 142 pasien yang diduga keracunan makanan ini.
Pasalnya, sebagian warga terpaksa dirawat di lorong puskesmas.
“Kendala saat ini tidak punya ruangan, karena sudah over kapasitas (pasien) karena puskesmas tidak dipersiapan untuk rawat inap, hanya rawat jalan saja."
