Pedagang Ketar-ketir Terancam Bangkrut Akibat Pandemi, Pasar Bawah Pekanbaru Kembali Menggeliat
Ancaman bangkrut menghantui sejumlah pedagang yang tidak bisa bertahan dengan transaksi seadanya selama enam bulan
Penulis: Fernando | Editor: Nurul Qomariah
"Waktu normal bisa omset 8 juta sehari. Kalau pandemi, sepi luar biasa dan penjualan merosot," kenangnya.
Beruntung bisnis yang ia geluti bersama sejumlah rekannya sesama penjuam kerupuk sanjay di pasar bawah mulai pulih.
Ia menyebut pasca Idul Fitri lalu penjualan kembali normal.
Pembeli pun sudah berdatangan. Mereka yang hendak membeli kerupuk sanjay berasal dari luar daerah seperti Jakarta, Bandung dan Malaysia.
"Kalau Sabtu dan Minggu bisa ramai sekali, sudah mulai normal lagi penjualan," paparnya.
Selain penjual oleh-oleh, penjual ikan asin dan ikan teri di lantai dasar pasar bawah juga terkena dampak pandemi.
Satu pedagang, Ibal mengaku saat pandemi omset penjualannya turun hingga Rp 3 juta.
"Biasanya satu hari sampai 4 juta lebih, kalau pandemi kemarin cuma 1 juta lebih," kenangnya.
Pria 25 tahun ini sempat memutar otak dengan berjualan via online. Mereka yang membeli secara online hanya pelanggan tetap.
Pembeli tetapnya ada yang dari Padang, Jakarta hingga Bandung. Namun kini penjualannya sudah mulai normal.
"Cuma naik 20 persen dari biasa, tapi bersyukur saja. Semoga ramai seperti dulu lagi," harap pria yang sudah berjualan ikan asin selama empat tahun. (Fernando Sikumbang)
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/foto_oleh-oleh_khas_di_pasar_bawah_pekanbaru_1jpg.jpg)