Bukan Drone Mata-mata China, Ini Fungsi Sea Glider, Benda yang Ditemukan di Perairan Selayar
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono memberi gambaran sea glider dimana alat tersebut biasa digunakan untuk keperluan survei
Benda yang diyakini sebagai drone kapal selam China tersebut ditemukan oleh nelayan Indonesia.
Penemuan drone canggih itu tepatnya di dekat Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Ternyata ini penemukan drone mata-mata milik China ketiga kalinya di perairan Indonesia.
Enam hari kemudian benda yang merupakan Kendaraan Tanpa Awak di Bawah Air (UUV) tersebut diserahkan ke polisi dan kemudian diperiksa oleh militer Indonesia.
Seperti dilansir dari The Guardian, drone mata-mata tersebut digunakan dalam strategi maritim China dari Laut China Selatan ke Australia.
Benda tersebut adalah pesawat layang bawah air yang dikembangkan oleh Institut Otomasi Shenyang di Akademi Ilmu Pengetahuan China.
UUV tersebut dideskripsikan secara publik untuk melakukan pengumpulan data termasuk suhu air, salinitas, kekeruhan dan tingkat oksigen.
Selain itu, benda itu juga mengumpulkan informasi mengenai arus dan arah gerakan yang dikirimkan secara real time.
Seperti dilaporkan Naval News, data darI UUV amatlah penting untuk perencanaan angkatan laut, khususnya operasi kapal selam.
Analis Keamanan Indonesia, Muhammad Fauzan mengungkapkan kepada ABC, drone tersebut tampaknya digunakan untuk memetakan rute kapal selam untuk masa mendatang.
Hal itu mengingat bahwa drone mata-mata tersebut ditemukan jauh dari perairan China dan memiliki rute maritim yang signifikan antara China dan Darwin, kota paling utara Australia.
Fauzan pun menegaskan banyak pernyataan muncul terkait keberadaan drone mata-mata tersebut.
Menurutnya, jika benda itu merupakan milik China, apakah mereka menggunakannya untuk pengumpulan intelijen atau survei ilegal.
“Setidaknya ini ketiga kalinya drone semacam itu, yang saya dan banyak orang termasuk ahli meyakini sebagai drone bawah air buatan China, ditemukan di perairan Indonesia,” katanya.
Menurutnya penemuan saat ini menjadi yang paling signifikan, karena saat ditemukan oleh nelayan drone mata-mata itu masih menyala.
