Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jack Ma Dibungkam, Tak Diketahui Keberadaannya, Kekejaman Tirani China bagi Para Pengkritik

Tirani China mengekak segala hal yang bertentangan dengan pemerintah kendati itu merupakan sebuah kebenaran.

Editor: Ilham Yafiz
Asian Games 2018
Jack Ma 

Dia mengirim pesan di media sosial kepada rekan-rekannya, memperingatkan adanya virus yang misterius.

Dr Li kemudian ditegur polisi karena dianggap menyebarkan kabar yang mengganggu ketenteraman sosial.

Dia diharuskan menandatangani persetujuan untuk tidak mengulanginya dan tidak melakukan tindakan lain yang melanggar hukum. Kalau melanggar, dia akan dituntut.

Baca juga: Li Wenliang, Dokter Pertama yang Peringatkan Bahaya Covid-19 Jadi Tempat Curhatan Netizen

Dr Li Wenliang kemudian menandatanganinya, dan kembali bekerja untuk menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma, tetapi dia tidak menyadari pasiennya itu mengidap virus corona. Penularan pun terjadi antarmanusia.

Keesokan harinya, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk. Orangtuanya juga mengeluhkan sakit dan dirawat di rumah sakit pada 20 Januari 2020, ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona.

Tak lama setelah itu, RS Pusat Wuhan mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat dalam usia 34 tahun.

Baca juga: Mengerikan Rudal Baru Rusia RS-18 Sarmat, Menyimpan Sepuluh Hulu Ledak Termonuklir Besar, Akan Diuji

3. Dr Ai Fen

Dalam unggahannya, Dr Ai Fen melampirkan diagnosis bahwa ada pasien yang mempunyai infeksi pneumonia karena virus corona mirip SARS.

Dilansir dari SCMP, Rabu (11/3/2020), wawancara Ai Fen menyiratkan bahwa otoritas kesehatan setempat melewatkan momen untuk merilis peringatan dini.

Wawancara itu dirilis pada Selasa (10/3/2020), tetapi dihapus dari WeChat dan memantik kemarahan netizen yang mengunggah ulang publikasinya.

Sang dokter menceritakan, semua terjadi pada 30 Desember 2019 ketika dia melihat banyak pasien dengan gejala mirip flu tak bisa ditangani dengan pengobatan biasa.

Dia kemudian mendapatkan hasil laboratorium, dengan salah satunya mencantumkan sebuah kalimat yang membuatnya berkeringat dingin, "SARS coronavirus".

Seketika dia langsung melingkari kata SARS, mengambil foto, dan segera mengirimkannya kepada mantan teman sekelas di jurusan kedokteran yang bekerja di rumah sakit lain.

Malamnya, dia menerima pesan dari rumah sakit yang menyatakan informasi penyakit misterius itu harusnya tidak disebarluaskan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved