Kisah Satu Keluarga Batal Naik Pesawat Sriwijaya Air yang Nahas Nahas, Padahal Tiket Sudah Dibeli
Tujuannya untuk menjumpai anak sulungnya bernama Jalaluddin Fauzhi Nur, yang sudah beberapa tahun di Pontianak kuliah di IAIN Pontianak.
“Sehingga kami ke airport dengan bekal surat negatif, rapid tes dan antigen"
"Kami pun ke bandara dengan rasa sesak di dada"
"karena terasa berat dengan biaya rapid tes dan antigen itu, namun ada rasa bahagia akan bertemu anak dan keluarga di Pontianak,” lanjutnya.
Sesampai di bandara, saat masuk Asrizal dan keluarga diperiksa.
Ternyata Rapit tes dan antigen itu tidak lengkap, dan harus urus Swap PCR.
Asrizal sempat berdebat dengan petugas.
Ia menyesalkan, kenapa tak ada komunikasi dengan pihak klinik.
Sehingga dapat info yang sama dengan bandara untuk swab PCR sebagai syarat penerbangan.
Dia lalu disuruh komunikasi dengan maskapai.
“Hampir 1 jam kami mengurus di maskapai kamipun tetap tak dizinkan masuk pesawat, kami harus mengurus Swab PCR itu"
"Perdebatan panjang kami lakukan, kenapa pihak maskapai tidak memberitahu penumpangnya saat membeli tiket"
"karena kami membeli tiket melalui Traveloka maka mereka suruh kami urus ke Traveloka"
"Traveloka tak dapat memberi jawaban kecuali mengatakan tiket keberangkatan anda hangus,” sesalnya.
Pesawat pun terbang.
Asrizal dan keluarga gagal ke Pontianak.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/sriwijaya-air_20160410_204451.jpg)