Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Nenek Nurhayati yang Menolak Direlokasi Pejabat, Pilih Tinggal di Rumah yang Nyaris Runtuh

NUrhayati memilih tetap tinggal di rumahnya yang nyaris runtuh. Ia menilak direlokasi oleh pejabat. Ternyata ini alasannya

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah kisah nenek Nurhayati (79) yang menolak direlokasi oleh pejabat. Ia bersikukuh tinggal di rumah yang bisa dikatakan tidak laik untuk dihuni.

Namun dengan kondisinya yang miris itu, ia justru tidak ingin memebankan anak-anaknya.

Ia tetap tinggal dirumah yang nyaris robih dengan alasan ini adalah rumahnya. Ia ingin tinggal di rumahnya.

Begini kisahnya

Tak lagi laik, kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi rumah yang dihuni oleh nenek Nurhayati (79).

Rumah reot yang ia tempati sehari-hari itu berlokasi di Jalan Kapten Robani Kadir, Kelurahan Talang Putri, Kecamatan Plaju, Palembang.

Kondisi rumah semi permanen, berdinding kayu, dan atap seng tersebut sudah nyaris roboh karena dimakan usia.

Nurhayati berada di dalam rumahnya yang berlokasi di Jalan Kapten Robani Kadir, Kelurahan Talang Putri, Kecamatan Plaju, Palembang.
Nurhayati berada di dalam rumahnya yang berlokasi di Jalan Kapten Robani Kadir, Kelurahan Talang Putri, Kecamatan Plaju, Palembang. (sripoku.com/rahmaliyah)

Tumbuhan liar bahkan merambat ke salah satu sisi rumah, yang hanya ia huni seorang diri pasca anak dan suaminya meninggal.

Kondisi atap pun tak kalah memprihatinkan, sudah banyak yang bocor sehingga ketika hujan deras Nurhayati harus merasakan tetesan air hujan.

Belum lagi, lantai rumah yang terbuat dari kayu sudah lapuk karena terendam air.

Tak ada perabotan rumah pada umumnya yang ada dalam rumah miliknya, hanya alas kasur tipis dan beberapa tempat penampungan air bersih.

Nurhayati, saat dijumpai di kediamannya Senin (11/1/2021) mengaku sudah sejak 2003 silam menempati rumah di atas aset milik PT Pertamina.

Meski mempunyai dua orang anak yang telah berkeluarga, namun Nurhayati enggan untuk membebani sang anak.

"Lebih enak disini, bisa betanaman," kata Nurhayati.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nurhayati mengatakan jika sang anak tetap setiap hari berkunjung untuk mengantarkan makanan.

"Sering dimarahi anak ngapo nak disini nian (mengapa harus tinggal di sini), gek dikatoi wong gilo (nanti disebut orang gila).

Tapi aku tetap dak mau, ini rumah-rumah aku sendiri," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa menyempatkan diri untuk melihat kondisi sang nenek secara langsung.

Berjalan kaki, dirinya menyusuri gang sempit untuk tiba di tempat nenek Nurhayati.

Dewa mengaku prihatin dengan kondisi rumah yang tak laik untuk dihuni. Ia bahkan menawarkan agar nenek Nurhayati agar mau direlokasi.

"Tapi beliau menolak, karena masih betah disini. Pernah ikut dengan anaknya tapi kembali lagi ke rumahnya dan tinggal sendirian.

Kita kasihan kalau beliau tinggal sendirian siapa yang mengurusnya," katanya.

Sebagai solusi, kata Dewa, mereka akan melakukan koordinasi dengan PT Pertamina.

Mengingat, jika masuk dalam program bedah rumah atau dibangun kembali tidak bisa dilakukan.

"Kita coba perbaiki agar lebih laik untuk ditinggali. Jika dibangun ulang tidak bisa karena ini aset Pertamina," jelasnya.

Ditambahkan, Ruslidar Ketua RT 13 mengatakan warga sekitar mencoba membantu agar sang nenek mendapatkan tempat tinggal laik huni.

"Warga istilahnya bantu semampu mereka. Harapan kami, agar beliau dapat hunian yang laik di usia tuanya," katanya.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Tolak Bantuan Relokasi dari Sekda Ratu Dewa, Nenek Nurhayati: Saya Masih Betah Sebatangkara di Sini

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved