Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Ada Korban dari Pekanbaru, Polisi Ambil Sampel DNA Keluarga
Salah satu korban dari Pekanbaru. Tim DVI POlda Riau mengambil sampel DNA untuk dikirimkan ke pusat posko DVI di Jakarta.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Satu orang warga Kota Pekanbaru menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak.
Pesawat yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) di dekat Pulau Seribu itu membawa 62 orang didalamnya.
Nama Putri Wahyuni masuk dalam data manifest penumpang pesawat. Korban menumpang pesawat tersebut bersama dengan suaminya Ihsan Adhlan Hakim.
Korban atas nama Putri Wahyuni. Diketahui Putri Wahyuni naik pesawat nahas jenis Boeing 737-500 itu dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dengan tujuan Pontianak, bersama suaminya, Ihsan Adhlan Hakim.
Putri dan Ihsan baru saja menikah pada Desember 2020 lalu. Keduanya berencana hendak menggelar resepsi di Pontianak.
Terkait kepentingan identifikasi korban, tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau mengambil sampel DNA, dan beberapa hal terkait lainnya dari keluarga Putri yang ada di Kota Pekanbaru.
"Kami mendapat informasi mengenai adanya korban yang berasal dari Pekanbaru. Dari sana kita diminta untuk mengumpulkan informasi itu," kata Kombes pol dr. Priyo Kuncoro, M.A.R.S, selaku Kabid Dokkes Polda Riau sekaligus Commander DVI Wilayah Riau, Minggu (10/1/2021).
"Kemudian kita sudah dapat alamatnya, kita sudah temui beberapa anggota keluarga yang berhubungan erat. Yaitu bapak, ibu, kakak kandung atau adik kandung. Kita mengambil data sampel DNA," sambung dia.
Disebutkan dr. Priyo, tim mengambil beberapa sampel bagian tubuh keluarga korban, untuk dikirimkan ke pusat posko DVI di Jakarta. Karena peristiwa ada di sana.
Kabid Dokkes Polda Riau menjelaskan, data ini dimaksudkan untuk memberikan kesiapan data awal antemortem.
"Bahwa ada keluarga dekatnya yang sudah kita ambil sampelnya. Disamping sampel DNA, kita juga ambil data mengenai properti yang dipakai disaat-saat akhir," terang dr. Priyo.
Data properti itu dirincikan dr. Priyo, tim mencari informasi, misalnya mengenai foto terakhir pada saat korban berada di bandara.
Selain itu misalnya korban memakai cincin seperti apa, kalung seperti apa, hingga pakaian terakhir yang meliputi jenis, warna dan sebagainya.
"Itu adalah properti yang bisa membantu pengungkapan. Kemudian dari sini juga kita bisa mengetahui profil dari suaminya. Kita juga mencari dan mendapatkan data yang namanya odontogram, data foto dari panoramic gigi, foto gigi, untuk melihat sususan gigi geligi," urai dr. Priyo.
Data panoramic gigi itu diungkapkan dr. Priyo, bisa dipakai dalam rangka identifikasi, jika didapati korban sudah dalam kondisi membusuk.
