Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gara-gara Utang Mahar Pernikahan, 8 Keluarganya akan Dibunuh, Pemuda Ini Lakukan Tindakan Nekat

Gara-gara utang mahar pernikahan, 8 keluarga akan dibunuh. Jadilah pemuda ini lakukan tindakan nekat. resikonya langsung ia rasakan

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Nekat, berjalan, sepatu 

TRIBUNPEKANBARU.COM- daripada harus menerima kenyataan delapan keluarga akan dibunuh, pemuda ini akhirnya nekat menjual ginjalnya.

Uang yang ia terima sebesar 52 juta lebih itu kemudian dipakai untuk membayar mahar dan juga membayar utang.

Namun naasnya, ginjal sudah dijual, namun utangnya tak kunjung selesai. bahkan ia juga kini menderita karena ginjalnya yang tersisa satu juga sakit.

Tindakan nekatnya itu memang lebih dilatar belakangi persoalan mahar yang harus ia bayarkan.

Demi Bayar Utang Uang Nikah, Najbullah Jual Ginjal agar Keluarganya Tak Dibunuh

Dulu Jual Ginjal 400 Juta Usai Gagal Nyaleg, Begini Kabar Candra Saputra, Bagi-bagi Uang ke Pendemo

Sebelum Beli Jetski, Azriel Diminta Jual Ginjal, Ashanty Meringis Dengar Keinginan Anang dan Anak

Sebab jika mahar tidak dipenuhi maka dijadikan utang. Jika sudah berutang, resikonya kemudian adalah keluarganya akan dihabisi.

Ketakutan dengan kondisi tersebut, ia akhirnya menjual ginjalnya, meskipun reskikonya ia tak lagi bisa bekerja.

Berikut ini kisahnya

Seorang warga Afghanistan di kota miskin Herat rela menjual ginjal, untuk membayar utang pernikahannya dan demi keselamatan keluarganya.

Najbullah (32) pria asal Faryab yang tinggal di kamp pengungsian Herat menjual ginjalnya seharga 300.000 Afghani (Rp 55,26 juta) untuk membayar utang pernikahannya.

Dalam adat setempat ia wajib membayar mahar untuk istrinya, dan jika tak bisa melunasi akan menimbulkan risiko pembunuhan.

"Ini akan berakhir dengan perselisihan di mana 8 orang akan dibunuh, jadi lebih baik saya kehilangan ginjal dan jadi setengah hidup," terangnya dikutip Kompas.com dari The Telegraph, Selasa (23/2/2021).

Ia menjual ginjalnya di rumah sakit setempat yang sering melakukan transplantasi. Orang yang mendapatkan ginjalnya adalah pria dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Mereka menyetujui persyaratan bersama.

Sejak operasi Najbullah tak bisa bekerja dan masih punya utang. " Ginjal saya yang satunya sakit sekarang," keluhnya.

Kebanyakan orang-orang Afghanistan yang menjual ginjal adalah korban perang yang mengungsi ke Herat dan bekerja sebagai buruh harian.

Di pinggiran kota miskin Herat di Afghanistan barat, setidaknya 32 orang dari 150 keluarga memiliki bekas luka operasi ginjal, kata Ebrahim Hakimi tetua setempat.

Laporan dari The Telegraph pada Selasa (23/2/2021) mengungkap sekelompok pria memperlihatkan bekas luka sepanjang sekitar 30 cm di samping perut mereka.

Garis yang merupakan bekas pembedahan itu hanya contoh kecil dari banyaknya warga Afghanistan yang rela menjual ginjalnya.

Di Kampung Ini Warganya Punya Bekas Jahitan di Perut, Ternyata Jual Ginjal demi Beli Rumah

VIRAL Jual Ginjal Demi Beli iPhone, Begini Nasib Pria Ini Sekarang

Hakimi melanjutkan, pria-pria itu terpaksa melakukannya karena faktor kemiskinan dan ada pasar gelap yang menjual organ ilegal di kota itu.

Namun, menjual ginjal terkadang tak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.

Kesehatan menjadi taruhannya dan peluang kerja mengecil, demi uang instan puluhan juta rupiah.

Warga lain yang mengaku telah menjual ginjalnya adalah wanita bernama Khori Gul di kamp yang sama dengan Najbullah.

Tahun lalu dia menjual ginjal untuk menyelamatkan suaminya, Amiruddin, dari debt collector Taliban.

Ginjal Khori Gul laku 290.000 Afghani (Rp 53,42 juta) yang berhasil membebaskan suaminya, tetapi belum sepenuhnya melunasi utang.

"Saya sangat miskin dan suami sudah melakukan segalanya selama 10 tahun terakhir. Kalau saya tidak berbuat sesuatu, lalu siapa?"

Fenomena menjual ginjal di Afghanistan sebenarnya sudah terjadi selama bertahun-tahun, tetapi kasusnya baru mengemuka belakangan ini setelah ada laporan media.

Salah satunya adalah klinik transplantasi yang diduga turut membantu praktik ilegal itu, tetapi dibantah mereka dengan balik menuding orang-orang berbohong telah menjual ginjal.

Ramai-ramai Jual Ginjal

Kisah pilu muncul di Afghanistan, ketika puluhan orang rela menjual ginjalnya demi membayar utang.

Di pinggiran kota miskin Herat di Afghanistan barat, setidaknya 32 orang dari 150 keluarga memiliki bekas luka operasi ginjal, kata Ebrahim Hakimi tetua setempat.

Laporan dari The Telegraph pada Selasa (23/2/2021) mengungkap sekelompok pria memperlihatkan bekas luka sepanjang sekitar 30 cm di samping perut mereka.

Garis yang merupakan bekas pembedahan itu hanya contoh kecil dari banyaknya warga Afghanistan yang rela menjual ginjalnya.

Hakimi melanjutkan, pria-pria itu terpaksa melakukannya karena faktor kemiskinan dan ada pasar gelap yang menjual organ ilegal di kota itu.

Nekat Hendak Jual Ginjal dan Jalan Kaki ke Semarang, Warga Klaten Ini Bingung Setelah Kena PHK

Fakta Warga yang Nekat Jual Ginjal Akibat Terdampak Covid-19, Sedang Dicari Tahu Keberadaannya

"Semua orang ini bisa saja jadi perampok atau menodongkan senjata untuk mendapat uang, tetapi mereka tidak melakukannya."

"Yang mereka punya adalah ginjal dan mereka menjualnya demi keluarga," ujar Hakimi.

Namun, menjual ginjal terkadang tak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.

Kesehatan menjadi taruhannya dan peluang kerja mengecil, demi uang instan puluhan juta rupiah.

The Telegraph pekan lalu bertemu dengan puluhan pria dan wanita, yang mengaku telah menjual ginjalnya meski melanggar hukum.

Sebenarnya isu menjual ginjal ini sudah beredar luas di kota dekat perbatasan Iran itu selama bertahun-tahun, tetapi pengungkapan ke media awal bulan ini mengejutkan banyak orang.

Salah satunya adalah klinik transplantasi yang diduga turut membantu praktik ilegal itu, tetapi dibantah mereka dengan balik menuding orang-orang berbohong telah menjual ginjal.

Cerita warga

Kebanyakan orang-orang yang menjual ginjal adalah korban perang yang mengungsi ke Herat dan bekerja sebagai buruh harian.

Najbullah (32) misalnya, pria asal Faryab yang tinggal di kamp pengungsian ini menjual ginjalnya seharga 300.000 Afghani (Rp 55,26 juta) untuk membayar utang pernikahannya.

Dalam adat setempat ia wajib membayar mahar untuk istrinya, dan jika tak bisa melunasi akan menimbulkan risiko pembunuhan.

Fakta Warga yang Nekat Jual Ginjal Akibat Terdampak Covid-19, Sedang Dicari Tahu Keberadaannya

"Ini akan berakhir dengan perselisihan di mana 8 orang akan dibunuh, jadi lebih baik saya kehilangan ginjal dan jadi setengah hidup," terangnya.

Ia menjual ginjalnya di rumah sakit setempat yang sering melakukan transplantasi. Orang yang mendapatkan ginjalnya adalah pria dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Mereka menyetujui persyaratan bersama.

Sejak operasi Najbullah tak bisa bekerja dan masih punya utang. " Ginjal saya yang satunya sakit sekarang," keluhnya.

Seorang wanita bernama Khori Gul di kamp yang sama bercerita, tahun lalu dia menjual ginjal untuk menyelamatkan suaminya, Amiruddin, dari debt collector Taliban.

Ginjal Khori Gul laku 290.000 Afghani (Rp 53,42 juta) yang berhasil membebaskan suaminya, tetapi belum sepenuhnya melunasi utang.

"Saya sangat miskin dan suami sudah melakukan segalanya selama 10 tahun terakhir. Kalau saya tidak berbuat sesuatu, lalu siapa?"

Terpusat di satu rumah sakit

Semua orang yang mengaku menjual ginjalnya berkata, operasinya dilakukan di Rumah Sakit swasta Loqman Hakim kota Herat.

RS itu adalah yang pertama berhasil melakukan transplantasi ginjal di Afghanistan pada 2016, dan selanjutnya dikabarkan sudah melakukan lebih dari 1.000 tindakan serupa.

Para donor berkata, RS itu terkenal sebagai tempat mencari pembeli ginjal yang terkadang lewat perantara

Namun, RS tersebut dengan tegas membantahnya. Para staf juga enggan berkomentar sampai penyelidikan pemprov selesai.

Mereka berkata ke The Telegraph, orang-orang berbohong agar bisa mendapat bantuan pemerintah, atau rumor itu disebarkan oleh rumah sakit kompetitor.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Najbullah Jual Ginjal demi Uang Nikah, agar Keluarganya Tak Dibunuh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved