Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Semakin Parah, Ratusan Orang Tewas di Myanmar, Dewan Keamanan PBB Diminta Turun Tangan

Pergolakan masih terus terjadi di Myanmar pasca Kudeta Militer di negara tersebut.

Editor: Ilham Yafiz
Selebaran / DAWEI WATCH / AFP
Foto dirilis oleh Dawei Watch pada tanggal 1 April 2021 menunjukkan pengusung jenazah memberi isyarat sambil membawa peti mati Kyaw Min Latt, juga dikenal sebagai Poe Toe, setelah dia ditembak oleh pasukan keamanan dari sebuah kendaraan saat dia melewatinya. sepeda motor pada 27 Maret saat negara masih dalam kekacauan setelah kudeta militer Februari, selama pemakamannya di Dawei. 

Satu negara bagian India di perbatasan telah mencabut larangan menolak pengungsi dari Myanmar yang melarikan diri dari pertumpahan darah tatkala junta militer membombardir wilayah mereka.

Hal itu disampaiakn dua pejabat negara bagian India kepada Reuters, Rabu (31/3/2021).

Lebih dari 1.000 orang, termasuk polisi Myanmar dan keluarga mereka, telah menyeberang ke India sejak akhir Februari, sebagian besar dari mereka memasuki negara bagian Mizoram, di mana pemerintah setempat dan kelompok masyarakat sipil telah mendukung mereka.

Setelah orang-orang mencoba menyeberang ke negara bagian India kedua, Manipur, pekan lalu, pemerintah negara bagian di sana mengatakan kepada lima distrik yang berbatasan dengan Myanmar untuk menolak para pengungsi.

"Administrasi Distrik tidak boleh membuka kamp apa pun untuk menyediakan makanan dan tempat berlindung," kata surat itu, salinannya ditinjau oleh Reuters.

"Orang-orang yang mencoba masuk atau mencari perlindungan harus ditolak dengan sopan," katanya.

Pemerintah federal India sebelumnya telah meminta otoritas lokal untuk menghentikan masuknya para pelarian dari Myanmar dan mendeportasi siapa pun yang telah menyeberang.

Tetapi dua pejabat pemerintah federal mengatakan pada hari Selasa arahan Manipur telah ditarik pada hari Senin.

Perintah itu, yang dikeluarkan pada 26 Maret, telah mendapat kritik keras.

"Sangat memalukan!" kata Shivshankar Menon, mantan Penasihat Keamanan Nasional India, di Twitter, bereaksi terhadap salinan perintah awal yang beredar di media sosial.

Tiga warga negara Myanmar telah menjalani perawatan untuk luka tembak dan cedera di ibu kota Manipur, Imphal, sejak 26 Maret, kata seorang dokter senior.

"Mereka mengalami cedera senjata api," kata Dr Lokeshwar Singh, Pengawas Medis Institut Ilmu Kedokteran Jawaharlal Nehru kepada Reuters.

Dia menambahkan mereka semua dalam kondisi stabil.

Lebih dari 500 orang tewas di Myanmar sejak 1 Februari, ketika militer melakukan kudeta dan melengserkan pemerintah sipil, memicu gelombang protes.

Manipur dan Mizoram adalah dua dari empat negara bagian India yang berbagi perbatasan dengan Myanmar, memungkinkan pergerakan orang dan barang yang mudah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved