Kondisi Eropa Memanas! Puluhan Militer Ukraina Tewas, 20 Kapal Perang Rusia Blokir Laut Hitam
Tiga kapal perang Ukraina hampir dipaksa untuk menembaki kapal Rusia pada hari Kamis di laut Azov setelah kapal musuh melakukan "manuver provokatif."
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Lebih dari 20 kapal perang Armada Laut Hitam Rusia siap siaga sambil mengadakan latihan bersama tiga skuadron pesawat serang Su-25SM3 dari Angkatan Udara dan Angkatan Darat Pertahanan Udara Distrik Militer Selatan.
"Sebuah kelompok Angkatan Laut yang terdiri dari fregat Admiral Makarov dan Admiral Essen, korvet rudal Graivoron dan Vyshny Volochyok, juga kapal rudal, kapal perang anti-kapal selam kecil, dan kapal serbu amfibi besar mengadakan latihan," kata Armada Laut Hitam Rusia dalam pernyataan Selasa (20/4), seperti dikutip TASS.
"Latihan untuk melawan senjata serangan udara musuh, menggunakan senjata aktif gangguan radio-elektronik dan secara sengaja menggunakan kemampuan pertahanan udara," ujar Armada Laut Hitam Rusia, yang tayang di Kontan.co.id:AS: Rusia blokir kapal perang negara lain di Laut Hitam, ini sangat meresahkan
Sementara tiga skuadron dari pesawat serang Distrik Militer Selatan mengelar latihan untuk mendapatkan posisi untuk serangan, menggunakan senjata rudal untuk melawan musuh, dan menghindari serangan balasan dari sistem pertahanan udara di kapal perang.
Pilot Su-25SM3 melakukan penerbangan pada ketinggian yang sangat rendah dalam kondisi cuaca yang kompleks.
"Latihan tersebut berlangsung sesuai rencana pemeriksaan terakhir pasukan Armada Laut Hitam untuk pelatihan musim dingin di bawah desain taktis umum kendali Distrik Militer Selatan," sebut Armada Laut Hitam Rusia.
Sebelumnya, lebih dari 50 pesawat tempur dari Distrik Militer Selatan dikirim kembali ke Krimea sebagai bagian dari pemeriksaan kesiapan tempur.
Reaksi Amerika Serikat
Sementara Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas rencana Rusia memblokir kapal Angkatan Laut negara lain di perairan teritorial mereka di Laut Hitam.
"Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas rencana Rusia untuk memblokir kapal Angkatan Laut asing dan kapal negara di beberapa bagian Laut Hitam," kata Departemen Luar Negeri AS, Senin (19/4).
"Ini mewakili eskalasi tak beralasan lainnya dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk merusak dan mengguncang Ukraina," ujar Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip TASS, yang tayang di Kontan.co.id:Amerika sebut pasukan Rusia di perbatasan Ukraina lebih besar dari 2014
Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, langkah Rusia tersebut "sangat meresahkan di tengah laporan yang kredibel tentang penumpukan pasukan Rusia" di perbatasan dengan Ukraina.
Menurut buletin Departemen Navigasi dan Oseanografi Kementerian Pertahanan Rusia, pada 24 April-31 Oktober, navigasi kapal Angkatan Laut asing dan kapal negara lainnya di beberapa bagian Laut Hitam di perairan teritorial Rusia akan ditangguhkan.
Inggris Kirim Kapal Perang
Reaksi Inggris bakal mengutus kapal perang ke Laut Hitam di tengah perseteruan antara Rusia dan Ukraina yang memanas.
Dilansir Reuters, Inggris menyatakan pengiriman kapal perang itu adalah bentuk solidaritas terhadap Ukraina yang merupakan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Mereka bakal mengutus sebuah kapal perang jenis perusak Tipe 45 yang dipersenjatai dengan rudal anti-pesawat dan juga sebuah kapal jenis fregat Tipe 23 yang mempunyai senjata anti-kapal selam.
Kedua kapal itu akan diutus dari armada kapal induk Angkatan Laut Inggris di Mediterania dan akan langsung menuju Laut Hitam melalui Selat Bosphorus.
Sementara itu, AL Inggris juga menyiagakan kapal induk HMS Queen Elizabeth di Mediterania yang mengangkut jet tempur siluman F-35B dan helikopter khusus pemburu kapal selam Merlin.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, saat ini mereka terus berkoordinasi dengan pemerintah Ukraina untuk mengawasi perkembangan situasi di kawasan perbatasan, terutama di wilayah Donetsk dan Lugansk.
"Inggris meminta seluruh sekutu turut mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," demikian isi pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.
Kapal Induk Inggris (Royal Navy)
Ukraina dipredisksi jatuh ke tangan Rusia
Ukraina diprediksi bakal habis-habisan melawan Rusia dalam perang di perbatasan.
Diplomat Ukraina pun menyebut aktifitas militer Rusia telah mengarah ke peperangan seperti yang terjadi dalam Perang Dunia III.
Aktifitas militer Rusia pun membuat Presiden AS Joe Biden khawatir.
Joe Biden mengeluarkan peringatan agar Vladimir Putin mengurangi ketegangan dan menahan diri dari tindakan militernya.
“Jika Rusia terus mengganggu demokrasi kita, saya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menanggapi. Sekarang adalah waktunya untuk menurunkan ketegangan," kata Biden.
AS juga telah membatalkan pengerahan dua kapal perang ke Laut Hitam pada 14 April untuk menghindari eskalasi situasi yang tidak perlu.
Kremlin sebelumnya telah memperingatkan kapal perang AS untuk menghindari Krimea "demi kebaikan mereka sendiri" dan telah menutup sebagian Selat Kerch dalam upaya untuk memblokir kapal perang asing agar tidak mencapai Ukraina.
Sersan Sasha Iovenko, seorang tentara Ukraina di garis depan perbatasan Timur, mengaku telah melihat peningkatan jumlah pasukan Rusia di perbatasan.
“Kami bisa melihat peningkatan jumlah pasukan dan peralatan di perbatasan kami tapi kami tidak bisa memastikannya. Kami tidak dapat membuat ramalan apa pun.
"Tapi mereka membawa kelompok taktis batalion ke perbatasan kami.
Kami siap untuk penyerangan jika itu akan terjadi," ujar Sasha.
Jenderal Tod Wolters, panglima tertinggi militer AS di Eropa, pada Kamis memperingatkan bahwa ada potensi Rusia akan menginvasi Ukraina selama beberapa minggu ke depan.
Tiga kapal perang Ukraina hampir dipaksa untuk menembaki kapal Rusia pada hari Kamis di laut Azov setelah kapal musuh melakukan "manuver provokatif."
Pemerintah Ukraina memperkirakan bahwa sekitar 40.000 tentara dan sejumlah besar peralatan tingkat militer telah dikumpulkan di Krimea dan 40.000 lainnya di dekat Perbatasan Timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi Paris pada 15 April untuk membahas negosiasi perdamaian empat arah dengan Emmanuel Macron, Angela Merkel dan Vladimir Putin.
“Saya bertekad agar kami berempat bisa terhubung. Masalah situasi keamanan di timur Ukraina dan pendudukan wilayah kami - ini adalah masalah yang diselesaikan pada pertemuan N4 (Normandia), di mana empat pemimpin menyelesaikan masalah.” ujarnya.
(*/ Tribun-Medan.com)
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Tribun Pekanbaru dengan judul: Perang Rusia-Ukraina Telah Dimulai, Menlu Sebut 30 Tentaranya Tewas Didor Sniper Beruang Merah
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/bendera-rusia-berkibar-di-dekat-militan-pro-rusia-yang-duduk-di-atas-sebuah-gvozdika-2s1.jpg)