Pangeran Mohammad bin Salman Gelar Pertemuan Rahasia dengan Iran, Arab Saudi Berdamai?

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman membuat keputusan mengejutkan dengan menggelar pertemuan rahasia bersama Iran.

Editor: Ilham Yafiz
AFP / SAUDI ROYAL PALACE
Gambar selebaran yang disediakan oleh Istana Kerajaan Saudi pada 27 April 2021, menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman selama wawancara dengan Pusat Penyiaran Timur Tengah (MBC) 

Inisiatif ini muncul pada saat dinamika kekuatan bergeser ketika Presiden AS Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang compang-camping yang ditinggalkan Donald Trump.

Arab Saudi dan Iran telah mendukung sisi berlawanan dari beberapa konflik regional dari Suriah hingga Yaman, di mana koalisi yang dipimpin Saudi memerangi pemberontak Houthi.

Mengkalibrasi Ulang Hubungan Bilateral

Pangeran Mohammed juga mengatakan Riyadh dan Washington tetap menjadi mitra strategis meskipun ada ketidaksepakatan tentang masalah tertentu.

Tetapi juga menekankan keengganan negaranya untuk menerima tekanan atau campur tangan dalam urusan internalnya.

"Kami lebih dari 90 persen setuju dengan pemerintahan Biden dalam hal kepentingan Saudi dan AS dan kami bekerja untuk memperkuat kepentingan ini," kata MBS.

"Hal-hal yang tidak kami sepakati mewakili kurang dari 10 persen dan kami sedang bekerja untuk menemukan solusi dan pemahaman ... Tidak ada keraguan bahwa Amerika Serikat adalah mitra strategis," tambahnya.

Biden telah menjelaskan pemerintahannya sedang mengkalibrasi ulang hubungan AS dengan Arab Saudi setelah empat tahun masa hangat dengan pemerintahan Trump.

Di antara keputusan pertama Biden adalah memerintahkan diakhirinya dukungan AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Biden juga merilis laporan intelijen AS kasus yang melibatkan Putra Mahkota dalam pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018. Tetapi tidak memberikan hukuman langsung kepadanya.

Laporan tersebut memperkuat temuan investigasi (PDF) yang berakhir pada Juni 2019 oleh mantan pelapor khusus PBB terkait pembunuhan di luar hukum, Agnes Callamard.

Penyelidik PBB menemukan "bukti kredibel yang cukup" tentang tanggung jawab MBS dalam pembunuhan warga AS yang dianggap pembangkang Saudi.

Pejabat Saudi telah berulang kali menolak tuduhan MBS terlibat pembunuhan Khashoggi. Mereka menyalahkan pembunuhan dilakukan sekelompok orang lewat operasi ilegal.

Negosiasi Houthi Masih Buntu

Wawancara itu disiarkan pada hari yang sama ketika terjadi peristiwa kapal sarat bahan peledak mengincar pelabuhan Yanbu di Saudi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved