Namanya Warganet Indo: Tanya Kenapa Generasi Muda Susah Lulus TOEFL 550, Dosen 'Diserang' Netizen
Namun, pertanyaan Ersa lebih menyudutkan generasi muda sampai menyebut nama generasi Milenial.
mlh diblg "kok byk yg kesinggung (masukkan emot )" ini jelas perilaku gaslighting,
seakan usaha netijen dlm menjelaskan itu tdk valid & sekedar baperan," saran @mollynyan12.
"Yg di RT pun cm yg dukung narasi ibu, seolah millenial kok bodoh pdhl kemajuan teknologi,
akses info sudah mendukung. Sangat judgy skali.
Sama ky nyalahin millenial knp susah beli rumah,
pdhl udh kerja keras banting tulang kerja bagai kuda sampai minimal tipes 7x di usia 35thn.," lanjut @mollynyan12.
Selain itu, ucapan bertanya seperti meremehkan itu tak layak keluar dari mulut (jari) seorang pendidik seperti Ersa.
"Beda tipe belajarnya, beda akses. Anak gabisa dipukul rata dengan stimulus yang sama akan menghasilkan output yg sama.
Kaya ga belajar ilmu pedagoy aja buk," ungkap @ashisicha.
"saya merasa penting bu. tp mengingat tidak semua anak punya kesempatan yg sama.
ada yg bisa tapi pas pasan, mau ujian juga ga ada biaya.
ada yg ga ada waktunya bu, sibuk kuliah, kerja. ada yg harus urusin keluarga dllnya," balas @springshee.
Kemudian, setiap orang mempunyai kemampuan dan minat berbeda.
"Ngapunten (mohon maaf) ibu dosen yang terhormat.
Paparan sumber ilmu yang tinggi belum tentu berbanding lurus dengan tingkat pemahaman seseorang terhadap ilmu tersebut.
Tiap2 individu itu unik. Ada yang gampang paham dg paparan minimal, ada yg susah paham meskipun paparan sudah banyak banget," ujar @afrkml.
"Saya hanya mencoba menjawab saja. Semoga pertanyaan ibu tersebut tidak didasari oleh prinsip bahwa seseorang akan otomatis paham jika dijejelin banyak informasi.
Masuknya sebuah pengetahuan itu sifatnya spesifik. Kalau dipaksa-paksa apalagi berdalih sumber sdh banyak, ya kasihan, " lanjut @afrkml.
"Alih2 menggeneralisasi semuanya, sebaiknya ajak individu untuk mengenal dirinya sendiri terlebih dahulu sehingga bisa menemukan teknik belajar yang cocok untuknya.
Dengan begitu, seseorang bisa mudah paham terlepas sedikit/banyak sumber ilmu yang dapat ia raih. Terima kasih," pungkas @afrkml.
"Orang Indonesia yang sehari-harinya ngobrol pake bahasa Indonesia aja nilai ulangan Indonya masih banyak yang remed, Bu. Apalagi bahasa enggres," tanggap @billie9eulis·.
"Hanya karena kamu yang datang dari latar belakang tertentu bisa melakukan sesuatu, lolos ujian tertentu dan kerja ini itu, bukan berarti seluruh sistem terkait itu semua udah beres & tersedia dgn baik u/ dukung orang lain.
Basic empathy. Meletakkan diri di posisi orang yg beda," tanggap @bennysiauw89, seorang praktisi psikologi.
Sampai seorang warganet memberikan analogi yang pas mengenai cuitan dosen satu ini.
"temen saya jago bahasa indonesia bu
setiap hari menggunakan bahasa indonesia dan menonton sinetron ikatan cinta yg berbahasa Indonesia
tapi aneh ya bu dia ulangan bahasa Indonesia di bawah 7 terus
gapernah dapet 10 padahal tiap hari pake bahasa indonesia bu," tulis @tioohutabarat memisalkan. (*)
Artikel telah tayang sebelumnya di Tribun Sumsel.com:Viral Cuitan Dosen Soal Generasi Muda Susah Dapat TOEFL 550, Tapi Diprotes Karena Beberapa Hal Ini