Namanya Warganet Indo: Tanya Kenapa Generasi Muda Susah Lulus TOEFL 550, Dosen 'Diserang' Netizen
Namun, pertanyaan Ersa lebih menyudutkan generasi muda sampai menyebut nama generasi Milenial.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang dosen menjadi viral dan disorot netizen.
Dosen ini memang dikenal cukup aktif di media sosial.
Seperti biasa, warganet Indonesia akan berdebat panjang jika suatu postingan itu dinilai kontroversi.
Pasalnya, Dosen Akuntansi Universitas Padjadjaran, Ersa Tri Wahyuni mencuit mempertanyakan mengapa generasi muda sulit sekali mencapai tes TOEFL 550, ambang batas atas tes kemampuan berbahasa Inggris.
Biasanya, jumlah skor TOEFL ini jadi persyaratan untuk meraih beasiswa ke luar negeri.
Namun, pertanyaan Ersa lebih menyudutkan generasi muda sampai menyebut nama generasi Milenial.
Bahkan lebih terkesan meremehkan dan merendahkan generasi sekarang.
Padahal, menurut Ersa Tri Wahyuni, harusnya segala fasilitas seperti menonton YouTube, film, ebook bahasa Inggris dan sebagainya lebih memudahkan skor itu tercapai.
Baca juga: Liga Italia: Tancap Gas, Jose Mourinho Langsung Datangkan Pemain Favoritnya ke AS Roma, Ini Sosoknya
Baca juga: Dilaporkan Hilang ternyata ke Padang, PENGAKUAN 4 ABG Asal Palembang: Kami Malu, Soalnya Sudah Viral
Baca juga: TEGAS, Puan Maharani Ungkap Sosok Capres yang Ideal,Hadir di Lapangan bukan di Medsos
"Serius nanya utk mereka yg usianya 17-21 tahun.
Emangnya susah banget ya mencapai TOEFL 550?
Kalian kan milenial, nonton youtube, film, ebook bahasa inggris dsb?
Harusnya mudah gak sih ya?," tulisnya ditutupi kalimat tanya, pada Kamis (20/5/2021) malam.
Baca juga: Yang Gemes Itu Chubby, Lalu Apa Arti Kata Chubby (Cubi) Dalam Bahasa Gaul, Atau Chubby Artinya
Baca juga: Uang Nasabah Hilang Rp 128 Juta, Bank Mandiri Akui Tak Bertanggung Jawab karena Hal Ini
Baca juga: Gara-gara Santap Makanan Dicampur Ganja, Puluhan Militer jadi Gagal Fokus, Kebingungan Pakai Senjata
Dia mengisahkan betapa susah mendapat buku tata-bahasa ataupun untuk tes, berbeda dengan zaman sekarang.
"Atau mungkin gak ngerasa penting kali punya nilai TOEFL atau IELTS score tertentu gitu ya?
Jadi pada santai aja gitu ya walaupun nyadar bahasa inggrisnya lemah?