VIRAL VIDEO Mobil TNI Angkut Alutsista Tak Diberi Jalan Oleh Truk: Aku Gak Bakal Minggir
Sikap berbeda ditunjukkan sopir truk yang viral itu. Ia menolak minggir dengan alasan membawa muatan berat.
Anggota TNI yang menggelar latihan gabungan di Jalur Lingkar Selatan (JLS) Lumajang itu sedang dalam perjalanan kembali ke satuan masing-masing.
"Saat itu kami pengamanan juga, pengawalan juga, cuma kebetulan saat itu kondisi macet di Klakah," kata Bayu melalui sambungan telpon, Selasa (8/6/2021).
Baca juga: Rawan Kejahatan dari Penyelundupan hingga Narkoba di Perairan Riau,Ditpolair Gelar Patroli Bersama
Baca juga: KRONOLOGI Mantan Satpam Nyamar Jadi Dokter: Satu Pasien Meninggal
Bayu menjelaskan, truk berukuran besar dan bermuatan padat itu tak bisa menepi.
Menurut Bayu, posisi truk tersebut sudah benar. Ketika tak bisa menepi, truk harus berhenti untuk memberikan jalan kepada rombongan kendaraan TNI.
Bayu mengingatkan, berdasarkan Undang-Undang LLAJ Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan TNI merupakan salah satu yang mendapatkan prioritas di jalan.
"Karena mereka membawa kendaraan muatan khusus. Kemudian rangkaiannya panjang. Jadi masyarakat harus paham hal itu, terutama pengguna jalan," katanya.
Bayu menegaskan, sopir truk tersebut tak bersalah karena kondisi jalan yang sempit membuatnya tak bisa meminggirkan kendaraan.
"Dari segi hukum, pelanggaran lalu lintas tidak ada. Cuma karena mengeluarkan narasi dan viral gitu aja. Kalau keluar narasi-narasi kayak gitu gimana sih. Padahal ini kan lembaga, habis latihan juga," katanya.
Gara-gara video
Masalah terjadi saat sopir truk membuat video dan mengeluarkan pernyataan menantang. Video itu juga diunggah di media sosial TikTok hingga viral.
Bayu menegaskan, peristiwa itu tak akan menjadi masalah jika video yang dibuat sopir truk tidak viral.
"Intinya kalau misalnya dia tidak viral, tidak ada membuat statement apapun tidak masalah sebenarnya. Cuma karena dia mengeluarkan narasi yang seolah membuat bikin kontraproduktif, jadi ada yang menimbulkan polemik," jelasnya.
Bayu pun meminta masyarakat lebih bijak dalam mengunggah sesuatu di media sosial.
"Bijak lah dalam bermedia sosial. Kalau kira-kira tidak penting itu tidak perlu diumbar-umbar. Jadi kalau sifatnya im]nformasi, boleh. Misal, di jalan ini sedang macet, itu boleh silakan. Tapi jangan narasi-narasi yang kurang pas," katanya.
Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Pythag Kurniati)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/video-iringan-tni-di-lumajang.jpg)