KONDISI Bocah 10 Tahun Sebelum Tewas akibat Digigit Anjing: Kadang Melolong & Mengendus-endus
Lia menjelaskan sehari - hari anaknya memang sering bermain ke rumah kakeknya. Hanya pada Sabtu dan Minggu MRA pulang ke rumahnya.
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
Setelah dilakukan pengobatan MRA pun dibawa pulang ke rumah kakeknya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Sergio Ramos Hengkang dari Real Madrid
Baca juga: Doa Umat Islam Pagi Hari: Baca Sebelum Memulai Aktivitas
Baca juga: ZODIAK Hari Ini Kamis (17/6/2021): Suasana Hati Cancer Berbunga, Kehidupan Pisces Cemerlang
Mulai demam tinggi hingga muntah-mutah
Harapnya saat itu, anaknya dapat cepat pulih dan kembali beraktifitas seperti biasanya. Rupanya harap itu pupus.
Saat malam hari, Lia mendapat suhu anaknya meningkat. Demam mulai menerpa anaknya, disertai pula muntah muntah. Gejala itu muncul sekitar pukul 20.00 WIB.
Pada Jumat (11/6/2021) pagi demam anaknya pun semakin tinggi. Tidak hanya itu, gejala muntah - muntah, dan mencret juga dialami anaknya semakin akut.
Pilunya, ia sampai melihat anaknya menjulurkan lidah selayaknya seekor anjing.
Lia pun semakin cemas. Rasa khawatirnya memuncak. MRA pun langsung dilarikan ke RSUP Adam Malik. Sesampainya di sana, MRA langsung di Swab dan darahnya diambil.
Setelah ditunggu beberapa lama, ia kembali mendapatkan berita tidak mengenakkan.
Bolak-balik vaksin anti rabies kosong
Rupa-rupanya stok vaksin Anti rabies yang ada di RSUP Adam Malik sedang kosong. Lia pun disarankan pihak rumah sakit untuk untuk mencari vaksin tersebut ke Klinik Bestari yang ada di Petisah.
Tidak ingin patah semangat untuk mengobati anaknya, ia pun langsung melarikan anaknya ke lokasi rujukan tersebut.
Sayangnya, Lia kembali diperhadapkan pada kondisi serupa. Stok vaksin Anti rabies di klinik tersebut sedang kosong.
"Dari Klinik Bestari itu menyarankan untuk mencari ke klinik- klinik lainnya, mana tahu ada. Tapi kami tidak dapat juga di hari itu," ucapnya.
Hari itu pun ia menutup hari tanpa mendapatkan vaksin anti rabies. Rabu (12/6/2021) Lia tidak menyerah. Ia kembali bergegas untuk mencari vaksin tersebut.
Tapi di hari itu MRA tidak lagi ikut, sebab sang anak berada dalam kondisi yang semakin buruk. Ibu dari uda orang anak ini pun pergi ke Klinik Tuntungan, tapi juga gak kunjung mendapatkan vaksin.