Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ajaib, Kayu Usia 300 Tahun Tak Lapuk, Mimbar Masjid Syahabuddin Siak Tak Pernah Ganti Sejak Berdiri

Ajaib, kayu tak lapuk meski berusia 300 tahun, mimbar di Masjid Syahabuddin Siak tak pernah diganti sejak berdiri

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU/MAYONAL PUTRA
Ajaib, Kayu Usia 300 Tahun Tak Lapuk, Mimbar Masjid Syahabuddin Siak Tak Pernah Ganti Sejak Berdiri. Foto: Mimbar yang telah berumur lebih 3 abad masih kokoh di dalam Masjid Syahabuddin. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Ajaib, kayu tak lapuk meski berusia 300 tahun, mimbar di Masjid Syahabuddin Siak tak pernah diganti sejak berdiri.

Mimbar yang terletak di mihrab masjid syahabuddin, kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ternyata sudah berumur lebih 300 tahun.

Padahal mimbar terbuat dari kayu itu masih tampak kokoh dan kuat, serta masih menjadi mimbar yang difungsikan di masjid bersejarah itu.

Diketahuinya usia mimbar tersebut karena di bagian kubah mimbar terdapat angka bertulisan Arab 1178 Masehi.

Tulisan tersebut menjadi bukti otentik atas tahun pembuatan mimbar tersebut.

Budayawan Siak Said Muzani membenarkan hal tersebut. Ia menyampaikan, mimbar itu juga bukti sejarah perkembangan syiar Islam di negeri Siak sejak zaman dahulu.

Para khatib sejak zaman kesultanan Siak telah menggunakan mimbar itu dalam menyampaikan khutbah-khutbah keagamaannya di lingkungan kesultanan Siak.

“Sejak berdirinya Masjid Syahabuddin ini, mimbar tersebut tidak pernah diganti,” kata dia.

Menariknya, meski usianya sudah lebih 3 abad, tak satupun kayunya dimakan rayap atau digilik kumbang.

Selain kayunya yang keras, pengurus masjid tersebut juga selalu membersihkan mimbar tersebut.

Said Muzani menyebut belum sepotong pun kayu pada mimbar itu yang diperbarui, mengingat kuatnya mimbar tersebut hingga sekarang.

“Yang pernah diganti hanya cat saja, dengan warna sama dengan aslinya. Bentuk dan struktur mimbar, sama sekali tidak pernah diganti atau diubah,” kata dia.

Ia menuturkan, pada masa kesultanan Sultan Syarif Kasim II, keberadaan Masjid Syahabuddin merupakan bangunan sangat penting dan bagian integral dari Istana Siak.

Masjid Syahabuddin menjadi pusat dalam membina akhlak umat dan menjalankan syiar agama Islam.

“Tamu-tamu Sultan yang beragama Islam selalu diajak salat di Masjid Syahabuddin ini,” kata dia.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved