Ajaib, Kayu Usia 300 Tahun Tak Lapuk, Mimbar Masjid Syahabuddin Siak Tak Pernah Ganti Sejak Berdiri
Ajaib, kayu tak lapuk meski berusia 300 tahun, mimbar di Masjid Syahabuddin Siak tak pernah diganti sejak berdiri
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
" Jadi bukan karena kakinya, tapi kekuatan doa dari Sultan waktu itu. Karena sultan benar-benar orang yang taat beragama," kata dia.
Kini, masjid Syahabuddin menjadi destinasi wisata religi dan sejarah di Siak.
Dibangun pada 1882
Selain mempunyai nilai sejarah yang tinggi dalam khazanah kerajaan Melayu, bangunan masjid ini juga terbilang unik.
Bangunan masjid tampak mungil namun terkesan mewah sebagai masjid kerajaan pada masanya. Unik namun mempunyai sentuhan khas Melayu Riau.
Ketua Pengurus Masjid Syahabuddin, Husni Merza, masjid Syahabuddin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim.
Masjid itu dibangun pada 1882 silam, pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I.
“Bangunan masjid Syahabuddin kala itu sangat sederhana, bahan bangunannya juga terbuat dari kayu. Jadi masjid Syahabuddin yang ada sekarang itu dibangun pada masa Sultan Syarif Kasim II,” kata Husni Merza.
Pada pemerintahan Sultan Syarif Kasim II, yakni 1926 barulah masjid Syahabuddin dipindahkan ke tempat yang sekarang.
Masjid ini sudah dibangun permanen, terletak di Jalan Sultan Ismail, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak.
“Dari berbagai literatur, arsitektur bangunan masjid merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, Turki dan Melayu,” kata dia.
Masjid ini berdenah persegi silang, dengan luas bangunan hanya 399.6 meter persegi.
Pintu masuk berada di sisi Timur, Utara, dan Selatan bangunan.
Bangunan utama ditopang tiang bulat silinder dari beton dengan formasi membentuk lingkaran.
Pintu dan jendela bagian atas membentuk lengkung kubah.
