Presiden Ditembak Mati, Warga Haiti Pertanyakan Keberadaan Polisi yang Bertugas Melindungi
Warga pertanyakan keberadaan polisi yang bertugas melindungi presiden di rumah dinasnya. Kok bisa Presiden Haiti ditembak mati di kediamannya
TRIBUNPEKANBARU.COM- Masuk dalam sejarah kelam dunia, seorang presiden ditembak mati.
Ia adalah Presiden Haiti Jovenel Moise yang ditemukan tewas di kediamannya.
Istrinya juga terluka dari insiden berdarah tersebut.
Dilaporkan ada 28 orang yang terdiri dari datu regu yang sudah profesional.
Mereka ini yang kemudian menmabk presiden lalu kabur.
Baca juga: 34 Orang Telah Diperiksa Terkait Penembakan Wartawan di Sumut, Polisi Juga Telah Kumpulkan Bukti
Pihak berwenang sudah menangkap beberapa di antaranya. Namun masih ada yang buron.
Terkait penembakan pada presiden, seroang warga justru mempertanyakan keberadaan polisi sebagai pengaman presiden.
Mengapa tidak bisa melindungi presiden
Polisi mengungkapkan bahwa pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise melibatkan 28 anggota regu pembunuh, yang terdiri dari warga Amerika dan Kolombia, di mana 8 orang masih buron.
Pada Kamis (8/7/2021), polisi Haiti mengarak para tersangka pembunuhan presiden Jovenel Moise bersama dengan barang bukti, seperti pasport Kolombia dan sejumlah senjata.
Baca juga: Inilah Otak Pelaku Penembakan 5 Pekerja Jembatan di Papua, KKB yang Pernah Serang 2 Personel TNI
Kepala Polisi Nasional Haiti, Leon Charles bersumpah untuk melacak 8 orang tersangka pembunuhan lainnya.
"Mereka adalah 28 regu pembunuh, 26 orang di antaranya adalah orang Kolombia yang melakukan operasi pembunuhan presiden," kata Charles dalam konferensi pers dii Port-au-Prince, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (9/7/2021).
"Kami telah menangkap 15 orang Kolombia dan 2 orang Amerika keturunan Haiti. Tiga orang Kolombia telah tebunuh ketika 8 orang lainnya masih buron," terangnya.
Sebelumnya pihak berwenang hanya menyebutkan bahwa 4 tersangka telah terbunuh. Charles tidak menjelaskan lebih lanjut.
Pihak berwenang belum mengkonfirmasi identitas 2 orang Amerika keturunan Haiti. Para pejabat mengatakan para pembunuh berbicara bahasa Inggris dan Spanyol.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi bahwa ada warga negara AS yang ditangkap.
Duta Besar Haiti untuk Washington, Bocchit Edmond, mengatakan para pembunuh adalah tentara bayaran "profesional" yang menyamar sebagai agen Administrasi Penegakan Narkoba AS.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, Haiti telah meminta bantuan AS dalam penyelidikannya.
"Kami mengetahui permintaan Polisi Nasional Haiti untuk bantuan investigasi dan Amerika Serikat meresponsnya," kata Price kepada wartawan.
Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan setidaknya 6 anggota regu pembunuh diduga adalah mantan tentara Kolombia. Dia sementara telah memerintahkan militer dan polisi Kolombia untuk membantu investigasi.
Pada Rabu (7/7/2021), Haiti, negara termiskin di Amerika mengalami kekacauan politik setelah presiden Jovenel Moise ditembak mati dan istrinya terluka di rumahnya. Sementara, ada dua orang yang mengaku bertanggung jawab sebagai perdana menteri.
Saat pembunuhan presiden masih menjadi teka-teki, kenapa petugas keamanannya gagal melindunginya? Di ibu kota Port-au-Prince, sejumlah toko, bank, dan pom bensin ditutup, Bandara utama Haiti juga ditutup, tetapi akan dibuka kembali pada Jumat (9/7/2021).
Baca juga: Evakuasi Jenazah 4 Orang Pekerja dan Seorang Kepala Suku Korban Penembakan di Papua Terkendala
Sementara, perbatasannya dengan negara tetangga Republik Dominika, di pulau Hispaniola, ditutup.
Di mana keamanan presiden?
Haiti mengadakan hari berkabung selama 2 pekan atas kematian Presiden Jovenel Moise.
"Jovenel Moise tidak terlalu populer, tetapi dia adalah presiden. Dia tidak dapat dibunuh, seperti warga negara biasa," ujar seorang pria di Port-au-Prince, yang hanya menyebutkan namanya adalah Paul.
Seorang wanita berusia 28 tahun bernama Julia mengatakan dia ragu terhadap klaim bahwa tentara bayaran asing membunuh presiden.
"Di mana polisi yang dilengkapi dengan baik yang mengawasi presiden siang dan malam? Mengapa mereka tidak bereaksi?" tanyanya heran.
Jaksa memiliki pertanyaan yang sama.
"Saya telah memberi (polisi) kekuatan untuk mewawancarai semua agen keamanan yang dekat dengan Presiden Jovenel Moise," kata komisaris pemerintah Port-au-Prince Bed-Ford Claude pada Kamis (8/7/2021).
"Jika Anda bertanggung jawab atas keamanan presiden, di mana Anda? Apa yang Anda lakukan untuk menghindari nasib presiden ini?" kata Claude.
Demikian informasi terkait tewasnya Presiden Haiti. (*)
Sumber Kompas.com