Pembuat Mural 404: Not Found Mirip Jokowi Di Tangeran Diburu, Pernyataan Polisi Jadi Sorotan
Jika memahami UUD 1945, dalam Pasal 36A jelas disebut jika lambang negara hanyalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penghapusan mural yang disebut-sebut mirip Jokowi di Batuceper, Kota Tangerang menuai sorotan warganet.
Warganet menilai pemerintahan Jokowi mulai anti terhadap kritik.
Selain itu, warganet juga menyorot pernyataan Polres Metro Tangerang Kota yang menganggap presiden sebagai lambang negara.
Jika memahami UUD 1945, dalam Pasal 36A jelas disebut jika lambang negara hanyalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Tidak ada kata presiden disebut dalam pasal itu seperti yang dikatakan pihak Polres Metro Tangerang Kota.
Polisi menghapus mural bergambar seorang pria yang bertuliskan 404: Not Found di wajahnya karena menganggap pria itu mirip Jokowi, Presiden Indonesia yang dianggap oleh mereka sebagai lambang negara.
Pernyataan Presiden sebagai lambang negara Republik Indonesia itu diucapkan oleh Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rochim.
Selain itu, Abdul Rochim juga menyebut presiden sebagai pemimpin tertinggi TNI/Polri.
"Kami ini sebagai aparat negara ngelihat sosok Presiden dibikin kayak begitu, itu kan pimpinan negara, lambang negara. Kalau untuk media kan beda lagi penampakan, pengertian penafsiran. Kalau kami, itu kan pimpinan, panglima tertinggi TNI-Polri," kata Rochim diberitakan CNN.
Selain menghapus mural, Rochim juga menyebut pihaknya memburu pembuat mural tersebut.
Warganet menyoroti penghapusan mural tersebut dan alasan yang disampaikan polisi.
"Cuma tulisan 404: Not Found Mana tulisan Jokowi nya?" tulis @NurlelySiregar dikutip pada Jumat (13/8/2021)
Warganet lain menganggap, dihapusnya mural serta perburuan terhadap pembuatnya menandakan bahwa pemerintah anti terhadap kritik.
"Lagi-lagi pemerintah melalui kepolisian menegaskan bahwa presiden tidak boleh dikritik. Arah pemerintahan ini makin lama makin mengkhawatirkan. Berapa lama lagi sampai Indonesia menjadi seperti Cina, presiden udah kayak dewa, yang mengkritik langsung dihilangkan," tulis @arichristyanto
Pernyataan dari Rochim pun menuai sorotan warganet.
