Bertahun-tahun Dilatih AS dan Dapat Dana Miliaran Dollar, Militer Afganistan Keok oleh Taliban
Siapa yang menyangka, ternyata militer Afganistan dapat pelatihan dari Amerika Serikat. Namun saat Taliban datang mereka malah kabur
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan kepada saluran berita satelit Inggris Al-Jazeera Qatar bahwa pemberontak sedang "menunggu pemindahan kota Kabul secara damai."
Dia menolak menyebutkan secara spesifik tentang kemungkinan negosiasi antara pasukannya dan pemerintah Afghanistan itu.
"Tidak ada nyawa, harta benda, dan martabat yang akan dirugikan, serta nyawa warga Kabul tidak akan terancam," kata pemberontak dalam pernyataan Taliban sebelumnya, seperti yang dilansir dari Associated Press (AP) pada Minggu (15/8/2021).
Terlepas dari janji tersebut, kepanikan telah terjadi kantor kedutaan karena banyak yang ingin segera meninggalkan negara itu, melalui bandara Kabul, rute terakhir ke luar negeri karena Taliban sekarang telah menguasai setiap penyeberangan perbatasan di wilayah lainnya.
Penerbangan cepat dari helikopter Boeing CH-47 Chinook di dekat kedutaan AS dimulai beberapa jam kemudian, setelah Taliban merebut Jalalabad, kota terdekat Kabul.
Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Rp 1,243 Triliun Duit Amerika Hancur Sekejap Mata
Gumpalan asap terlihat didekat atap kedutaan AS, ketika para diplomat buru-buru menghancurkan dokumen sensitif, menurut dua petugas militer AS yang menggambarkan kondisi saat itu dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang membicarakan situasinya.
Nampak asap dari helikopter semakin tebal di daerah itu, rumah bagi banyak kedutaan besar berbagai negara.
Kementerian Luar Negeri AS tidak segera memberikan respons tentang gerakan mereka dalam situasi saat ini.
Helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk, yang biasanya membawa pasukan bersenjata AS, sekarang dipergunakan untuk evakuasi yang mendarat di dekat kedutaan.
Setidaknya satu helikopter serang terlihat di atas saat helikopter meluncurkan suar untuk mengalihkan kemungkinan tembakan rudal.
Beberapa hari lalu, AS memutuskan untuk mengirim ribuan tentara untuk membantu mengevakuasi beberapa personel dari kedutaannya.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara berbicara kepada negaranya pada Sabtu (14/8/2021) untuk pertama kalinya sejak serangan agresif Taliban dimulai.
Ia terlihat semakin tersudut dengan keuntungan besar di tangan Taliban.
Panglima perang yang bernegosiasi dengannya hanya beberapa hari sebelumnya telah menyerah kepada Taliban atau melarikan diri, meninggalkannya tanpa pilihan militer.
Baca juga: Taliban Itu Siapa dan Apa Tujuan Organisasi Militer Tersebut? Ini 5 Hal yang Perlu Anda Ketahui
Negosiasi antara pemerintahan Afghanistan dan Taliban yang sedang berlangsung di Qatar, lokasi kantor Taliban, juga gagal menghentikan kemajuan kelompok tersebut.
Sumber Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/militer-1.jpg)