Taliban Kuasai Kabul, Amerika Serikat Evakuasi Diplomat Mereka, Sejumlah Dokumen Penting Dihancurkan
Taliban Kuasai Kabul Afghanistan, Amerika Serikat evakuasi para diplomatnya dari kedutaan mereka di kabul.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Taliban Kuasai Kabul Afghanistan, Amerika Serikat evakuasi para diplomatnya dari kedutaan mereka di kabul.
Dilansir dari Arab News, Amerika Serikat kini fokus mengeluarkan diplomat mereka keluar dari Afghanistan.
Amerika Serikat telah mulai mengevakuasi para diplomatnya dari kedutaan besarnya di Kabul, kata dua pejabat AS, Minggu.
"Kami memiliki sekelompok kecil orang yang pergi sekarang saat kami berbicara, mayoritas staf siap untuk pergi, kedutaan terus berfungsi," ujar salah satu pejabat yang tak meminta namanya disamarkan.
Para pejabat Amerika Serikat sebelumnya mengatakan bahwa para diplomat di Kabul telah mulai menghancurkan dokumen-dokumen sensitif.
Diperkirakan bahwa evakuasi sebagian besar diplomat akan dimulai pada hari Minggu, ketika gerilyawan Taliban melanjutkan serangan kilat yang membawa mereka ke pintu masuk Kabul.
Pergerakan itu terjadi ketika Taliban sebelumnya merebut kota besar terakhir di luar Kabul yang dipegang oleh pemerintah pusat negara yang semakin terisolasi itu.
Aksi ini memperketat cengkeraman mereka di negara itu ketika puluhan ribu orang melarikan diri dari.
Sementara itu reuters mengabarkan sebuah tweet dari akun istana Kepresidenan Afghanistan mengatakan tembakan telah terdengar di sejumlah titik di sekitar Kabul tetapi pasukan keamanan, berkoordinasi dengan mitra internasional, menguasai kota itu.
Para pejabat AS mengatakan para diplomat sedang diangkut ke bandara dari kedutaan di distrik Wazir Akbar Khan yang dibentengi.
Lebih banyak tentara Amerika dikirim untuk membantu evakuasi setelah serangan kilat Taliban.
Baru minggu lalu, perkiraan intelijen AS mengatakan Kabul bisa bertahan setidaknya selama tiga bulan.
Anggota tim "inti" AS sedang bekerja dari bandara Kabul, kata seorang pejabat AS, sementara seorang pejabat NATO mengatakan beberapa staf UE telah pindah ke lokasi yang lebih aman dan dirahasiakan di ibu kota.
Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu tidak menginginkan adanya korban saat mengambil alih, tetapi belum mengumumkan gencatan senjata.
Tidak ada kabar segera tentang situasi dari Presiden Ashraf Ghani, yang mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia sedang dalam konsultasi mendesak dengan para pemimpin lokal dan mitra internasional mengenai situasi tersebut.
