Kampung Patin Desa Wisata Koto Mesjid Kampar Riau Lolos 50 Besar ADWI 2021, Apa Keistimewaannya?
Desa Wisata Koto Mesjid di Kabupaten Kampar Riau berhasil masuk dalam 50 besar tahap kurasi lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2021
Penulis: Theo Rizky | Editor: Nurul Qomariah
Melainkan diolah menjadi olahan ikan asap atau dikenal dengan salai, kerupuk, bakso, bakso goreng, abon, siomay, empek-empek, pudung ikan patin serta kerupuk kulit ikan patin.
Potensi perikanan di Koto Mesjid memang memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa ini.
Total luas kolam patin di Koto Mesjid saat ini telah mencapai 62 hektare.
Jumlah ini akan terus bertambah karena tiap hari ada saja penambahan kolam baru.
Hasil produksinya pun tak tanggung-tanggung. 13 ton perhari bisa dihasilkan oleh desa ini.
Putaran uangnya, bila dihitung dari hasil panen saja, bisa mencapai Rp 190 juta perhari.
Sudan Mencoba Kembangkan Beragam Jenis Ikan
Bagi yang pernah menuju Sumatera Barat melalui Kabupaten Kampar , tentu pernah melihat gerbang biru besar yang terletak di pinggir jalan lintas di Kecamatan XIII Koto Kampar.
Dari arah Kota Pekanbaru , gerbang ini berada di sebelah kanan.
Sebelum tahun 2000, tidak banyak orang yang tahu keberadaan desa ini. Meskipun pintu masuk desa berada di jalan lintas provinsi.
Daerah ini hanyalah sebuah desa relokasi dari Pulau Gadang .
Akibat pembangunan waduk Koto Panjang, mereka harus pindah dari daerah pinggir sungai menuju daerah tinggi yang jauh dari sungai.
"Sebelum memelihara patin, masyarakat telah mencoba berbagai jenis ikan," ujarnya.
" Terakhir, pilihan dijatuhkan pada ikan patin karena sesuai dengan suhu daerah dan tidak memerlukan air yang harus mengalir," ujar Suhaimi, seorang pengusaha dan penggerak Kampung Patin , beberapa waktu lalu.
Namun, lanjut Suhaimi, pola yang dipakai masih tradisional dan bibit yang bagus sulit didapatkan.
