Terungkap, Ternyata Intel Sudah Peringatkan akan Ada Aksi Bom Bunuh Diri di 2 Lokasi di Afganistan
Mengapa tetap saja terjadi. Padahal sudah ada peringatan dari Intel bahwa akan terjadi aksi bunuh diri di dua lokasi di Afganistan
TRIBUNPEKANBARU.COM- Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Afganistan seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal.
Sebab intel sudah memberitahukan perihal adanya aksi mengerikan tersebut.
Bahkan juga disebutkan pelaku akan menyerang bandara lokasi evakuasi.
Penyerangan tersebut dikatakan dilakukan jelang tenggat waktu yakni tanggal 31 Agustus 2021.
Namun mengapa aksi bom bunuh diri tersebut tidak bisa diantisipasi hingga menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa.
Tidak hanya warga sipi, namun juga miietr AS yang bertugas di Afganistan.
Baca juga: Joe Biden Marah, 12 Tentara AS Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Afganistan, Kami Akan Memburu Anda
Dalam laporan disebutkan, sebanyak dua bom Kabul Afghanistan yang meledak di luar bandara disebut Amerika Serikat (AS) sebagai serangan kompleks.
Insiden bom Kabul Afghanistan terjadi hanya beberapa jam setelah pejabat Barat mengatakan, intel mereka melaporkan ada rencana bom bunuh diri.
Para pejabat AS dan sekutunya juga mengatakan, mereka mendapat laporan dari intel bahwa pembom bunuh diri yang terkait dengan ISIS-K (Khorasan) mengancam akan menyerang bandara jelang tenggat waktu evakuasi.
Kelompok ini diketahui berselisih dengan Taliban.
Sementara itu juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan ada sejumlah korban AS dan warga sipil dalam tragedi bom Kabul Afghanistan.
Baca juga: Mencekam, Ledakan Bom Bunuh Diri di Luar Bandara Kabul, 11 Orang Dinyatakan Tewas Karenanya
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa ledakan di Abbey Gate adalah hasil dari serangan kompleks yang mengakibatkan sejumlah korban AS & sipil," kata Kirby di Twitter seperti yang dikutip dari Kompas.com
"Kami juga dapat mengonfirmasi setidaknya satu ledakan lain di atau di dekat Hotel Baron, tidak jauh dari Abbey Gate," lanjutnya.
Hotel Baron yang berjarak sekitar 200 meter dari Abbey Gate, digunakan oleh beberapa negara barat sebagai titik persiapan untuk evakuasi sejak pengangkutan udara dimulai pada 14 Agustus.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, ada juga laporan tentang tembakan.
