Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Islamofobia Di India Meningkat Pasca Taliban Kuasai Afghanistan, Nasib Muslim Semakin Nelangsa

Segera setelah Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat bulan lalu, warganet membanjiri media sosial India dengan tagar #GoToAfghanistan.

AFP via capture Daily Star
Perempuan muslim India 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban menimbulkan gelombang baru Islamofobia di India.

Minoritas Muslim di India menjadi sasaran kekerasan kaum mayoritas.

Nasib mereka kini sama menderitanya dengan kasta Dalit, kasta terendah dalam keyakinan Hindu.

Politisi Muslim, penulis, jurnalis, influencer media sosial, hingga warga biasa menjadi target kampanye kebencian yang diluncurkan oleh sayap kanan negara itu, termasuk anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupakan partai penguasa.

Segera setelah Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat bulan lalu, warganet membanjiri media sosial India dengan tagar #GoToAfghanistan.

Mereka juga melakukan pengulangan kampanye #GoToPakistan yang diluncurkan oleh kelompok sayap kanan yang ingin mengubah India menjadi negara etnis Hindu.

“Kata Taliban atau Talibani sengaja dimasukkan ke dalam kosakata massa oleh kedua sisi spektrum – orang-orang yang mungkin anti atau pro-BJP,” kata penyair dan aktivis Hussain Haidry kepada Al Jazeera.

“Itu dilakukan seperti istilah Pakistan atau 'jihadi' atau 'aatankwadi' (teroris) dilontarkan sebagai cercaan terhadap Muslim." ujarnya.

Tak lama setelah Taliban mengambil alih Kabul, politisi BJP Ram Madhav menyebut pemberontakan Moplah 1921 sebagai salah satu manifestasi pertama dari "mentalitas Taliban" di India, dan bahwa pemerintah India pun mencoba memupuk isu itu.

Madhav berbicara di sebuah acara untuk menandai 100 tahun sejak pemberontakan petani melawan pemerintahan kolonial Inggris dan sistem feodal di negara bagian selatan.

Dalam insiden lain, laporan media mengatakan Muslim di negara bagian tengah Madhya Pradesh mengangkat slogan-slogan pro-Pakistan selama prosesi Muharram.

Kepala menteri negara bagian BJP mengomentari laporan tersebut, dengan mengatakan dia “tidak akan mentolerir mentalitas Taliban”.

Dua hari setelah komentarnya, situs web pemeriksa fakta terkemuka Alt News membantah laporan media awal.

Muslim India alami diskriminasi hukum

Di negara bagian Assam di timur laut, 15 Muslim, termasuk cendekiawan Islam, politisi dan jurnalis lokal, ditangkap karena diduga "mendukung" Taliban di pos media sosial dan didakwa di bawah Undang-Undang Aktivitas Melanggar Hukum (Pencegahan) atau UAPA, anti-kejam.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved