Islamofobia Di India Meningkat Pasca Taliban Kuasai Afghanistan, Nasib Muslim Semakin Nelangsa
Segera setelah Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat bulan lalu, warganet membanjiri media sosial India dengan tagar #GoToAfghanistan.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
Sejak jatuhnya Kabul, saluran TV India telah menayangkan acara yang menggambarkan Muslim sebagai "pembela Taliban" atau "juru bicaranya". Debat harian melihat Muslim terkemuka seperti Rana dan Barq dipaksa untuk menjelaskan diri mereka sendiri sementara panelis BJP menyebut mereka “Talibani”.
Di salah satu acara, seorang pejabat negara mengatakan bahwa India harus belajar dari apa yang terjadi di Afghanistan dan menjaga “fundamentalisme Islam”.
Banjir informasi yang salah juga melanda ruang redaksi. Video dan foto lama dari Suriah, Yaman atau Irak dianggap sebagai insiden dari Afghanistan. Sejumlah situs pemeriksa fakta membantah klaim tersebut.
Menurut Ahmad, tuduhan “barbarisme” dan kekejaman terhadap wanita oleh pria Muslim digunakan oleh supremasi Hindu untuk “mengaktifkan kembali histeria” terhadap Taliban dan terus mempermalukan Muslim.
Banyak Muslim India mengatakan mereka diperiksa setiap kali insiden terkait teror yang melibatkan Muslim terjadi di mana saja dan masyarakat diharapkan mengutuk tindakan tersebut.
Tentang pertanyaan mengapa umat Islam harus bertanggung jawab atas peristiwa di luar negeri, Ahmad mengatakan: “Asumsinya adalah karena agama Anda adalah Islam dan itu adalah agama global, oleh karena itu Anda harus mengutuknya”.
“Tetapi kebalikannya tidak pernah diasumsikan. Artinya, demi kebaikan, karya-karya kemanusiaan Muslim di luar negeri, Muslim India tidak pernah dimintai pertanggungjawaban, juga karya-karya Muslim India seperti itu tidak menjadi berita bagi media di India,” katanya.(Tribunpekanbaru.com).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/perempuan-india-mengecam-maraknya-kekerasan-seksual-yang-terjadi-di-negaranya.jpg)