Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

7 Penyebab Orang Zaman Dulu Tak Pernah Senyum Saat Difoto, Nomor 7 Di Luar Dugaan

Ternyata ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi orang dulu tidak penah senyum saat foto. Bahkan ada alasan yang di luar dugaan.

Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen
ILUSTRASI Foto zaman dulu 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Foto zaman dulu atau foto jadul kerap membuat orang zaman kini penuh tanda tanya. 

Sebab, foto-foto di zaman dahulu, tepatnya pada abad ke-19 hampir semua orang tidak pernah senyum saat difoto.

Tidak seperti sekarang, semua orang selalu tersenyum saat difoto, bahkan saat foto untuk dokumen penting sekalipun.

Zaman saat ini, foto potret pun terlihat santai. Bahkan banyak sekali ekspresi yang ditampilkan saat swafoto.

Ternyata ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi orang dulu tidak penah senyum saat foto. Bahkan ada alasan yang di luar dugaan.

1. Teknologi kamera lambat

Teknologi kamera yang berkembang saat itu masih lambat, sehingga sepertinya tidak memungkinkan orang menahan senyum bermenit-menit.

Seperti diketahui, bahwa untuk menahan senyum selama beberapa detik saja terkadang itu sulit.

Jadi, orang-orang memilih untuk mempertahankan wajah mereka dalam pose yang bisa mereka tahan untuk beberapa waktu, dan wajah-wajah itu biasanya lurus dan tanpa emosi.

2. Terbiasa dilukis

Orang zaman dahulu biasa dilukis untuk mendapatkan potret diri mereka, sehingga, pada massa perkembangan fotografi awal orang-orang saat berfoto masih melakukan kebiasaan mereka untuk dilukis, yaitu tidak tersenyum, kecuali Mona Lisa yang masih menjadi pertanyaan besar.

3. Pemahaman tidak boleh pamer emosi

Pada zaman dahulu, secara luas orang-orang tertaanam pemahaman bahwa apa yang ditunjukkan di ruang publik lebih baik sisi diri yang tenang, dan menampilkan sesuatu yang bermartabat untuk orang-orang di sekitar Anda.

Pada waktu itu, para orangtua mendiktekan bahwa orang-orang tidak berperilaku terlalu pamer emosi mereka di depan umum.

Pada kenyataannya, jika seseorang tersenyum berlebihan, orang sering menduga bahwa mereka sedikit ada gangguan jiwa.

4. Mahal

Pada hari-hari awal kemunculan kamera, hanya sedikit orang yang mengambil foto mereka, dan bahkan lebih sedikit lagi yang mengambil foto mereka sendiri, karena mahal.

Kebanyakan orang hanya difoto sekali seumur hidup, yang berarti mereka tidak menganggap enteng acara foto tersebut.

5. Gigi jelek

Ada anggapan juga bahwa kebersihan gigi telah menjadi norma bagi semua orang pada abad ke-19.

Dan karena foto dimaksudkan untuk menggambarkan orang-orang yang terbaik, mereka hanya akan tutup mulut untuk menyembunyikan gigi jelek mereka.

6. Tradisi fotografi postmortem

Dalam tradisi fotografi postmortem, seseorang, anak, atau hewan peliharaan yang baru saja meninggal akan difoto seolah-olah mereka masih hidup.

Dimulai pada hari-hari awal fotografi pada 1900, tradisi postmortem itu sebagian besar hilang.

Namun, potret tetap digunakan sebagai cara melestarikan kehidupan untuk generasi mendatang.

Itu sebabanya, berfoto cenderung serius.

7. Senyum seperti orang gila

Selama era Victoria, senyum lebar sering dikaitkan dengan kegilaan.

Penilaian ini berangkat dari norma sosial saat itu, yang mengamanatkan bahwa orang harus memiliki kendali atas emosinya di depan umum.

Jika tersenyum lebar saat itu, seseorang akan dinggap sedang mabuk atau gila, keduanya kualitas yang sangat tidak diinginkan pada zaman itu.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved