Dipakai Saat Perang Armenia vs Azerbaijan, Drone Buatan Turki Ini Jadi Sorotan Dunia
Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh pada 2020 lalu menjadi sorotan dunia.
Pasalnya, pada pertempuran itu, pesawat nirawak (UAV) alias drone buatan Turki, Bayraktar TB2 unjuk gigi.
Bahkan disorot komunitas internasional.
Dorne ini membuktikan keampuhan dan keandalannya serta membuat Armenia keawalahan dalam perang di Nagorno-Karabakh.
BBC melaporkan, pesawat tanpa awak ini dikembangkan beberapa tahun lalu oleh perusahaan Turki, Baykar.
Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.
Sementara itu, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan bahwa Bayraktar TB2 juga andal dalam menargetkan dan menghancurkan pertahanan musuh.
Azerbaijan juga memanfaatkan kamera beresolusi tinggi yang terpasang di Bayraktar TB2 untuk merekam banyak video yang kemudian dijadikan propaganda.
Baca juga: Imbang Lawan Everton, Man Utd Kembali Catatkan Penampilan Buruk: Saatnya Solskjaer Out?
Baca juga: Didepak dari KPK, 57 Pegawai KPK Disebut Langsung Dapat Kerjaan, Katanya Kapolri Akan Ambil Peran
Sebelum diterjunkan ke Nagorno-Karabakh, Turki menggunakan drone ini bertugas di Suriah dan Libya yang mana membuat Rusia dan proksinya di sana kelimpungan.
Bahkan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace sempat mengakui bahwa Bayraktar TB2 merupakan ancaman yang nyata bagi musuh.
Baca juga: Tak Tahan Terjerat Pinjol, Ibu Muda Akhiri Hidupnya: Aku Wes Ra Kuat Tenan
Baca juga: Warganya Dibentak-bentak di Depan Umum, Gubernur Gorontalo Minta Presiden Evaluasi Mensos Risma
Geopolitical Monitor melaporkan, Bayraktar TB2 adalah salah satu UAV buatan Turki yang membuat negara tersebut bangkit menjadi negara adidaya drone.
Spesifikasi Bayraktar TB2
Bayraktar TB2 adalah UAV jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar.
Melansir Army-technology, drone ini memiliki kecepatan jelajah 70 knot dengan ketinggian penerbangan operasional 24.000 kaki.
Dari ketinggian ini, drone tersebut dapat melakukan misi pengintaian serta mampu meluncurkan serangan rudal yang dipandu laser.
