Dipakai Saat Perang Armenia vs Azerbaijan, Drone Buatan Turki Ini Jadi Sorotan Dunia
Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.
Bayraktar TB2 juga mampu terbang selama 24 jam dengan jangkauan komunikasi sejauh 150 kilometer.
Memiliki rentang sayap 12 meter, drone tersebut menampilkan desain monokok yang mengintegrasikan struktur ekor v-tail terbalik.
Kendati hanya dapat membawa amunisi terbatas, TB-2 mampu menghancurkan kendaraan lapis baja, seperti yang terjadi di Idlib, Suriah.
Sistem canggih yang disematkan di Bayraktar TB2 membuat banyak perbedaan ketika berperang melawan musuh yang tidak memiliki kemampuan anti-udara yang kuat sebagaimana dilaporkan Geopolitical Monitor.
Baca juga: Akibat Pandemi 95 Persen Karyawan Travel di PHK, Pemerintah Diminta Lakukan Regulasi yang Tepat
Baca juga: Korban Rugi Rp 300 Juta, 11 Pencuri Kabel dan Besi di Pekanbaru Diringkus, Penjara Langsung Penuh
"Konflik dingin" dengan Rusia
Keberhasilan drone-drone buatan Turki rupanya melampaui perang perang proksi bahkan perang konvensional itu sendiri.
Perang di Nagorno-Karabakh yang pecah pada 2020 menunjukkan kekuasaan Turki sebagai negara adidaya drone.
Pasalnya, Azerbaijan yang merupakan sekutu dekat Turki menggunakan Bayraktar TB2 dan mampu menemukan, memperbaiki, melacak, dan menyerang tentara Armenia bahkan di belakang garis depan sekali pun.
Di sisi lain, orang-orang Armenia juga mengerahkan drone asing yakni Orlan-10 buatan Rusia.
Namun, Orlan-10 rupanya tidak dapat menyaingi Bayraktar TB2.
Dengan demikian, Turki praktis menyelesaikan salah satu “konflik dingin” antara negaranya dengan Rusia melalui ekspor armada drone.
( Tribunpekanbaru.com / Kompas )
