Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dipakai Saat Perang Armenia vs Azerbaijan, Drone Buatan Turki Ini Jadi Sorotan Dunia

Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.

(AFP/BIROL BEBEK)
Drone Bayraktar TB2 buatan Turki difoto pada 16 Desember 2019 di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang memproklamirkan diri. Pesawat tnirawak tersebut dikirim ke Siprus utara di tengah meningkatnya ketegangan atas kesepakatan Turki dengan Libya yang memperpanjang klaimnya ke Mediterania timur yang kaya gas. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh pada 2020 lalu menjadi sorotan dunia.

Pasalnya, pada pertempuran itu,  pesawat nirawak (UAV) alias drone buatan Turki, Bayraktar TB2 unjuk gigi.

Bahkan disorot komunitas internasional.

Dorne ini membuktikan keampuhan dan keandalannya serta membuat Armenia keawalahan dalam perang di Nagorno-Karabakh.

BBC melaporkan, pesawat tanpa awak ini dikembangkan beberapa tahun lalu oleh perusahaan Turki, Baykar.

Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.

Sementara itu, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan bahwa Bayraktar TB2 juga andal dalam menargetkan dan menghancurkan pertahanan musuh.

Azerbaijan juga memanfaatkan kamera beresolusi tinggi yang terpasang di Bayraktar TB2 untuk merekam banyak video yang kemudian dijadikan propaganda.

Baca juga: Imbang Lawan Everton, Man Utd Kembali Catatkan Penampilan Buruk: Saatnya Solskjaer Out?

Baca juga: Didepak dari KPK, 57 Pegawai KPK Disebut Langsung Dapat Kerjaan, Katanya Kapolri Akan Ambil Peran

Sebelum diterjunkan ke Nagorno-Karabakh, Turki menggunakan drone ini bertugas di Suriah dan Libya yang mana membuat Rusia dan proksinya di sana kelimpungan.

Bahkan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace sempat mengakui bahwa Bayraktar TB2 merupakan ancaman yang nyata bagi musuh.

Drone Bayraktar milik Turki.
Drone Bayraktar milik Turki. (wikipedia)

Baca juga: Tak Tahan Terjerat Pinjol, Ibu Muda Akhiri Hidupnya: Aku Wes Ra Kuat Tenan

Baca juga: Warganya Dibentak-bentak di Depan Umum, Gubernur Gorontalo Minta Presiden Evaluasi Mensos Risma

Geopolitical Monitor melaporkan, Bayraktar TB2 adalah salah satu UAV buatan Turki yang membuat negara tersebut bangkit menjadi negara adidaya drone.

Spesifikasi Bayraktar TB2

Bayraktar TB2 adalah UAV jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar.

Melansir Army-technology, drone ini memiliki kecepatan jelajah 70 knot dengan ketinggian penerbangan operasional 24.000 kaki.

Dari ketinggian ini, drone tersebut dapat melakukan misi pengintaian serta mampu meluncurkan serangan rudal yang dipandu laser.

Bayraktar TB2 juga mampu terbang selama 24 jam dengan jangkauan komunikasi sejauh 150 kilometer.

Memiliki rentang sayap 12 meter, drone tersebut menampilkan desain monokok yang mengintegrasikan struktur ekor v-tail terbalik.

Kendati hanya dapat membawa amunisi terbatas, TB-2 mampu menghancurkan kendaraan lapis baja, seperti yang terjadi di Idlib, Suriah.

Sistem canggih yang disematkan di Bayraktar TB2 membuat banyak perbedaan ketika berperang melawan musuh yang tidak memiliki kemampuan anti-udara yang kuat sebagaimana dilaporkan Geopolitical Monitor.

Baca juga: Akibat Pandemi 95 Persen Karyawan Travel di PHK, Pemerintah Diminta Lakukan Regulasi yang Tepat

Baca juga: Korban Rugi Rp 300 Juta, 11 Pencuri Kabel dan Besi di Pekanbaru Diringkus, Penjara Langsung Penuh

"Konflik dingin" dengan Rusia

Keberhasilan drone-drone buatan Turki rupanya melampaui perang perang proksi bahkan perang konvensional itu sendiri.

Perang di Nagorno-Karabakh yang pecah pada 2020 menunjukkan kekuasaan Turki sebagai negara adidaya drone.

Pasalnya, Azerbaijan yang merupakan sekutu dekat Turki menggunakan Bayraktar TB2 dan mampu menemukan, memperbaiki, melacak, dan menyerang tentara Armenia bahkan di belakang garis depan sekali pun.

Di sisi lain, orang-orang Armenia juga mengerahkan drone asing yakni Orlan-10 buatan Rusia.

Namun, Orlan-10 rupanya tidak dapat menyaingi Bayraktar TB2.

Dengan demikian, Turki praktis menyelesaikan salah satu “konflik dingin” antara negaranya dengan Rusia melalui ekspor armada drone.

( Tribunpekanbaru.com / Kompas )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved