Muslimah Berniqab Di Kandang Islamofobia Terekstrem Di Inggris Penuh Dengan Penderitaan
Souad mulai memeluk Islam dan mengenakan niqab setelah menemukan ayat-ayat dalam Al-Quran saat remaja di akhir 1980-an
TRIBUNPEKANBARU.COM - Negara yang menjadi kiblat peradaban ternyata masih dipenuhi oleh orang-orang yang rasis.
Di Inggris, terserah memeluk agama atau bahkan tidak beragama, kecuali beragama Islam.
Begitu besarnya kebencian mereka terhadap Islam dan para warga di sana yang memeluk Islam.
Inggris dan negara Eropa lainnya, beragama Islam merupakan tantangan yang berat.
Sebagai kaum minoritas, muslim di Inggris kerap menjadi korban pelecehan, diskriminasi dan bully.
Seorang wanita Muslim yang tinggal di tempat paling islamofobia di Inggris bercerita tentang ketakutannya pergi ke luar dengan mengenakan niqab.
Souad Mohammed (47 tahun) mengungkapkan setiap hari ia dilecehkan secara verbal dan seorang pemuda pernah mencoba membakar cadarnya tahun lalu.
Souad mulai memeluk Islam dan mengenakan niqab setelah menemukan ayat-ayat dalam Al-Quran saat remaja di akhir 1980-an.
Melansir The Mirror pada Sabtu (2/10/2021), Souad tinggal di wilayah Westminster, London, yang memiliki jumlah tindakan kebencian Islam tertinggi di ibu kota.
Ibu tiga anak ini disebut sebagai "pengantin ISIS" dan "istri Osama Bin Laden" saat berada di depan umum.
Souad, yang lahir di Westminster, mengatakan kepada The Mirror, “Sangat tidak aman untuk tinggal di sini. Saya merasa cemas setiap kali saya pergi keluar."
“Selama bertahun-tahun saya mengenakan niqab, akhir-akhir ini adalah yang terburuk yang pernah ada," ujar Souad.
"Saya tidak bisa pergi ke Mayfair sendiri, saya harus ditemani karena takut diserang," ucap wanita muslim ini.
“Tahun lalu saya berada di dek atas bus di Harrow Road dan beberapa orang di belakang saya mencoba membakar niqab saya dengan korek api," ungkapnya.
"Saya mendengar bunyi klik dari pemantik api dan menyadari apa yang terjadi. Mereka membakarnya sedikit."
