Kasus Covid Menurun, Jam PTM Terbatas di Riau Diusulkan Ditambah

“Meski ada peningkatan jumlah siswa dan jam belajar, seluruh siswa dan sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker selama belajar dan tersedianya tempat cuci tangan serta jaraknya juga. Kalau untuk penambahan hari belajar dalam seminggu sekolah bisa menyusunnya dengan jumlah kelas yang ada di sekolah,” kata Zul Ikram.

Rencana peningkatan PTM terbatas ternyata didukung oleh orangtua dan murid di Riau. 

Hendra Saputra misalnya, siswa SMPN di Kecamatan Tenayan Raya ini mengaku senang jika penambahan PTM terbatas diberlakukan. 

Dengan penambahan jam tersebut, belajar secara tatap muka semakin maksimal. Ia juga bisa mengenal teman-teman sekelasnya.

"Belajar membuat saya tidak bisa menerima pelajaran dengan maksimal. Selama belajar daring, saya tidak punya banyak teman untuk belajar," katanya.

Menurutnya, seluruh teman-temannya di sekolah juga sudah paham dan taat dengan protokol kesehatan.

Dengan begitu, jam dan hari pelaksanan PTM terbatas bisa dilakukan.

Sementara itu Yati mengaku senang jika penambahan waktu PTM ditambah. 

Sebab, ia sudah kewalahan mengajari anaknya di rumah. 

"Saya kan cuman tamat SMA, saya harus mengajari anak saya yang baru masuk SMP. Saya juga sudah lupa soal matematika," ujar Yati.

Tak hanya itu, sejak belajar darring, anaknya pun jarang belajar. Anaknya hanya belajar jika gurunya memberikan tugas. 

Ia khawatir, kemampuan belajar anaknya semain menurun.

"Kebanyakan main game kalau di rumah, kalau ditanya sudah belajar atau belu, anak saya jawab tidak ada tugas," ujar Yati.(*)