Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dokter Muda yang Baru Menikah Meregang Nyawa Ditangan Taliban, Ini Pemicunya Masalah Sepele Ini

Taliban dilaporkan kembali melakukan tindak kekerasan kepada warga sipil. Kali ini korbannya seorang dokter muda

Editor: Budi Rahmat
Hoshang Hashimi / AFP
Pejuang Taliban berjaga-jaga di dekat tempat rapat umum terbuka di sebuah lapangan di pinggiran Kabul pada 3 Oktober 2021, ketika para pendukung Taliban dan tokoh senior mengadakan rapat umum pertama mereka untuk menunjukkan kekuatan saat mereka mengkonsolidasikan kekuasaan mereka. Afganistan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Seorang dokter muda yang baru saja menikah meregang nyawa di tangan militer Taliban.

Dokter muda tersebut dilaporkan tewas karena Taliban yang marah ketika melewati pos pemeriksaan.

Taliban mengambil keputusan menghabisi sang dokter muda karena tidak mau berhenti di pos pemeriksaan.

Baca juga: Miris, Muncul untuk Pertama Kali ke Publik, Petinggi Taliban Ini Mengemis ke Negara lain

Pilunya, dokter tersebut dilaporkan baru saja menikah.

Kekerasan yang dilakukan Taliban juga dinilai tidak mencerminkan apa yang mereka gembar-gembor saat mengambil alih Afganistan.

Kini semakin banyak yang terkuak ke permukaan terkait dengan kekerasan yang dilakukan oleh Taliban.

Kenyataan yang membuat mata dunia terus menyorot ke Afganistan yang semakin merana di bawah kepemimpinan Taliban.

Taliban dilaporkan membunuh seorang dokter muda tersebut di Provinsi Herat, Afghanistan.

Laporan pembunuhan dokter bernama Amruddin Noori (33) tersebut diwartakan media lokal mengutip beberapa sumber pada Jumat (26/11/2021).

Menurut Khaama Press, Noori dibunuh di Kota Herat karena dia tidak berhenti di pos pemeriksaan keamanan polisi.

Menurut beberapa sumber, Noori bekerja di klinik kesehatan kecil dan baru saja menikah sebagaimana dilansir NDTV.

Baca juga: Taliban Klaim Jalin Kerjasama Afghanistan dengan Perusahaan Australia untuk Pengolahan Ganja

Di sisi lain, aparat keamanan di Herat membantah laporan bahwa Noori ditembak mati oleh Taliban.

Mereka mengaku tidak mendengar informasi tentang insiden seperti itu.

Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah menduduki ibu kota, Kabul, dan melengserkan pemerintah pada 15 Agustus.

Kembalinya Taliban di tampuk kekuasaan membuat banyak orang terutama tenaga ahli, pekerja asing, dan kolaborator Afghanistan memilih meninggalkan negara tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved