Mahasiswi Unsri Korban Pelecehan Menangis Saat Olah TKP, Trauma Ingat Dilecehkan Oknum Dosen
DR, mahasiswi Unsri korban pelecehan seksual oknum dosen menangis saat polisi melakukan olah TKP di ruangan dimana dia dilecehkan pelaku.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) korban dugaan pelecehan seksual dihadirkan Polda Sumatera Selatan saat olah TKP di kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir.
Mahasiswi berinisial DR diminta menunjukkan lokasi dugaan pelecehan di ruang Laboratorium Pendidikan Sejarah di area gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), pada Rabu (1/12/2021) petang.
Saat memasuki ruangan, DR menutup wajahnya dengan jas dan dia didampingi polisi wanita serta Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM-KM Unsri.
Oleh Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan, Kompol Masnoni, DR diminta menunjukkan saat-saat mendapat perlakuan senonoh dari oknum dosen.
Saat memeragakan salah satu adegan, DR menangis hingga terdengar dari luar ruangan.
"Mohon maaf, ada beberapa adegan intim yang tidak dapat kami pertunjukkan kepada rekan wartawan," kata Masnoni.
Proses olah TKP pun berjalan selama kurang lebih 15 menit.
DR keluar ruangan olah TKP sambil terus menangis.
Beberapa orang termasuk wartawan mencoba menenangkan DR yang terus menutupi wajahnya itu.
Usai olah TKP, polisi berencana memanggil terlapor oknum dosen pada Jumat (3/12/2021) mendatang.
"Terlapor akan dipanggil sebagai saksi," ujar Masnoni.
Pada pemeriksaan nanti, polisi akan mencocokkan keterangan pelaku dan korban yang didapatkan saat olah TKP.
"Nanti dari hasil pemeriksaan terlapor akan diketahui duduk perkara dugaan pelecehan ini," kata Masnoni.
Olah TKP 15 Menit
Polda Sumsel merampungkan olah TKP pertama untuk dugaan kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi (Unsri).
Olah TKP dilakukan di ruangan Laboratorium Pendidikan Sejarah area Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsri Indralaya, pada Rabu (1/12/2021) petang.
Olah TKP berlangsung selama kurang lebih 15 menit, mulai pukul 16.25 hingga pukul 16.40.
Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan, Kompol Masnoni meminta mahasiswi berinisial DR tersebut, memeragakan saat-saat ia mengalami perlakuan senonoh dari oknum dosen pada Sabtu, 25 September lalu sekira pukul 09.00.
"Mahasiswi berinisial DR mengalami dugaan pelecehan saat ia meminta tanda tangan untuk skripsi," kata Masnoni.
Di sela perbincangan dengan dosen, kata Masnoni, DR dan oknum dosen berinisial A bertukar cerita di luar keperluan skripsi.
Diduga terbawa suasana dan memanfaatkan suasana ruangan yang lengang, berdasarkan pengakuan DR, A melakukan perbuatan asusilanya itu.
Meski telah mendapat gambaran dari DR, polisi tetap akan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti.
"Jika semua (saksi dan bukti) terkumpul, maka akan dilakukan tahap selanjutnya," kata Masnoni.
Tukang Ojek Juga Dimintai Keterangan
Fakta baru terungkap dalam pemeriksaan terhadap tiga saksi terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Universitas Sriwijaya (Unsri) atas laporan seorang mahasiswi berinisial DR.
Diketahui, ketiga saksi tersebut meliputi rekan serta tukang ojek langganan korban.
Terungkap dari kesaksian tukang ojek yang dimintai keterangan sebagai saksi, tepat dihari tindak dugaan pelecehan terjadi, korban sudah dalam keadaan menangis saat dijemput dari kampusnya.
"Tukang ojek itu juga menyampaikan penampilan pertama (korban) dengan saat dijemput terlihat berbeda. Setelah pulang, korban kondisinya tidak lagi rapi," ujar Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni, Kamis (2/12/2021).
Melihat kondisi tak biasa, tukang ojek langganan korban sempat bertanya tentang apa yang terjadi.
Namun korban enggan memberi jawaban dan hanya terus saja menangis.
"Korban tidak ada cerita apapun, dia hanya menangis," ucap mantan Wakapolres Prabumulih tersebut.
Sebelumnya, korban mengaku sudah menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosennya sendiri pada saat meminta tanda tangan skripsi, Sabtu (25/9/2021).
Lantas muncul pertanyaan di tengah masyarakat mengenai alasan korban meminta tanda tangan skripsinya di hari sabtu yang juga merupakan hari libur.
Terkait hal tersebut, Masnoni mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban, dirinya sudah beberapa kali menanyakan keberadaan oknum dosen itu kepada teman yang juga adik tingkatnya.
"Nah kebetulan pada hari sabtu terlapor ada di tempat. Dikarenakan korban benar-benar mengejar tanda tangannya (terlapor), jadi tanpa berpikir yang lain korban datang menemuinya. Seperti itu pengakuan korban ke kami," ucapnya.
Korban lalu mendatangi terlapor yang sedang berada di ruang laboratorium.
Dikarenakan tempat yang sepi, membuat oknum dosen tersebut dengan leluasa melakukan aksi bejatnya.
"Berdasarkan keterangan korban cuma sekali terjadi seperti ini," ucapnya.
Terungkap pula, setelah kejadian itu terlapor juga sempat beberapa kali menghubungi korban melalui handphone.
"Terlapor ada berkomunikasi via WA sama korban. Menanyakan mulai dari ngajak video call. Sama korban direspon karena dia merasa antara dosen dan mahasiswa pasti ada perlu. Jadi korban kasih respon, tapi datar saja (responnya)," ujar Masnoni.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul DR Mahasiswi Unsri Korban Dugaan Pelecehan Oknum Dosen Menangis saat Olah TKP Polda Sumsel, dan Ojek Langganan Dimintai Keterangan, Polda Sumsel Ungkap Fakta Baru Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unsri,
