Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

UEA Batalkan Pembelian Pesawat Tempur AS Senilai 330 Triliun Gara-gara Masalah Ini

Tak Terima, UEA memilih membatalkan pembelian pesawat tempur milik Amerika Serikat. Ternyata AS ketahuan lakukan inj

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh WikiImages dari Pixabay
Pesawat jet tempur 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Tak terima teknologi dan spesifikasi pesawat tempur dikurangi, Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan tak jadi membeli memesannya dari Amerika Serikat.

Pihak UEA mengatakan, akan kembali membicarakan rencana pembelian pesawat dari AS, tahun depan.

Padahal nilai pembakuan pesawat tempur tersebut tidak main-main.

Baca juga: India Semakin Kuat dan Mandiri, Segera bikin Pesawat Tempur Siluman Terbaru

Angkanya sangat fantastis yakni sekira 330 triliun.

Namun, UEA menilai, AS tidak sepenuh hati memberikan pesawat terbaik.

Itu diketahui setelah AS membatasi teknologi pesawat yang akan dijualnya ke UEA.

Hal itu yang kemudian membuat UEA berfikir ulang melanjutkan kerjasama.

Mendapat penolakan, AS justru mengatakan pihaknya tengah menggesa untuk menyediakan pesawat bagi UEA.

Lalu bagaimana perkembangannya?

AS dilaporkan siap untuk memajukan penjualan jet tempur F-35 dan pesawat tak berawak ke Uni Emirat Arab (UEA).

Pernyataan tersebut disampaikan Washington pada Rabu (15/12/2021) setelah UEA mengancam akan menangguhkan pembicaraan pembelian jet tempur siluman itu.

Baca juga: China Gertak Taiwan dan Kirim 24 Pesawat Tempur, Tolak Taipei Gabung Pakta Perdagangan

Baca juga: 19 Pesawat Tempur China Serbu Pertahanan Udara Taiwan, Satu Di Antaranya Bomber Nuklir H-6

Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump berjanji menjual F-35 kepada UEA setelah negara teluk tersebut menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun, ketika Trump lengser dan digantikan Joe Biden, kemajuan penjualan F-35 melambat di tengah berbagai kekhawatiran AS, termasuk mengenai hubungan UEA dengan China.

“UEA telah memberi tahu AS bahwa mereka akan menangguhkan diskusi pembelian F-35,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, Selasa (14/12/2021).

Penangguhan itu dipertimbangkan mengingat persyaratan teknis, pembatasan operasional yang berdaulat, dan analisis biaya atau manfaat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved