Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Taliban Disebut Tebar Ketakutan, Mahasiswi Afganistan Melawan, 'Saya Tidak akan Pernah Lakukan Itu'

Tak gentar dengan kebijakan Taliban, mahasiswi ini pilih melawan. Bahkan secara tegas ia mengatakan tidak akan pernah melakukan hal tersebut

Editor: Budi Rahmat
pixabay
ILustrasi wanita Afganistan mengenakan Burqa 

Sejak Taliban kembali berkuasa pada bulan Agustus, Taliban secara efektif melarang protes tanpa sanksi.

Mereka juga sering melakukan intervensi untuk memblokir demonstrasi yang menentang kekuasaannya.

Protes itu sendiri terjadi beberapa minggu setelah laporan terpisah oleh PBB, Amnesty International, dan Human Rights Watch.

Ketiga badan itu mengatakan ada tuduhan lebih dari 100 pembunuhan di luar proses hukum oleh Taliban sejak pengambilalihan kekuasaan.

“Saya ingin memberitahu dunia, memberitahu Taliban untuk berhenti membunuh. Kami menginginkan kebebasan, kami menginginkan keadilan, kami menginginkan hak asasi manusia," kata pengunjuk rasa Nayera Koahistani kepada AFP.

Baca juga: Ekonomi Afganistan Hancur, Marak Perdagangan Obat-obatan, Senjata dan Manusia, Taliban Tak Berdaya

Baca juga: Militer Australia Antar Nyawa ke Afganistan, Susah Payah Tangkap Taliban Hanya untuk Dilepas Lagi

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengunjuk rasa Laila Basam, para demonstran meminta Taliban "untuk menghentikan mesin kriminalnya".

Pernyataan itu juga menyebut mantan tentara dan mantan karyawan pemerintah yang digulingkan berada "di bawah ancaman langsung".

Ini jelas melanggar amnesti umum yang diumumkan Taliban pada Agustus lalu.

Para pengunjuk rasa juga menyampaikan keberatan terhadap pembatasan yang dihadapi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved