Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Taliban Disebut Tebar Ketakutan, Mahasiswi Afganistan Melawan, 'Saya Tidak akan Pernah Lakukan Itu'

Tak gentar dengan kebijakan Taliban, mahasiswi ini pilih melawan. Bahkan secara tegas ia mengatakan tidak akan pernah melakukan hal tersebut

Editor: Budi Rahmat
pixabay
ILustrasi wanita Afganistan mengenakan Burqa 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Taliban disebut kembali menebar ketakutan bagi kaum perempuan.

Mereka menyebar poster yang berisi himbauan agar perempuan mengenakn Burqa.

Namun, imbuan tersebut dinilai seperti menebar teror.

Baca juga: Taliban Kembali Berulah, Keluarkan Aturan yang bikin Geleng Kepala, Warga Afganistan Makin Menderita

Seorang mahasiswi melawan. Ia mengatakan awalnya ketakutan ketika mendapati banyaknya poster yang dipasang Taliban di titik keramaian.

Ia khawatir karena Taliban bisa saja memukulinya.

Namun, meskipun ada ketegasan Taliban terkait dengan imbauan tersebut, mahasiswi ini memilih untuk bersikap biasa-biasa saja.

"Apa yang mereka coba lakukan adalah menyebarkan ketakutan di antara orang-orang," ujar seorang mahasiswa dan pembela hak-hak perempuan, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada AFP.

"Kali pertama saya melihat poster-poster itu, saya benar-benar ketakutan, saya pikir mungkin (Taliban) akan mulai memukuli saya. Mereka ingin saya mengenakan burqa dan tidak terlihat apa-apa, saya tidak akan pernah melakukan itu."

Polisi agama Taliban memasang poster di sekitar ibu kota Kabul yang memerintahkan para perempuan Afghanistan untuk menutup aurat, kata seorang petugas pada Jumat (7/1/2022).

Poster yang berupa gambar burqa menutupi wajah itu dipasang di kafe-kafe dan toko-toko minggu ini oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

“Menurut hukum Syariah, wanita Muslim harus mengenakan jilbab,” bunyi poster itu, mengacu pada praktik menutup aurat.

Seorang juru bicara kementerian, yang bertanggung jawab untuk menegakkan interpretasi keras Taliban terhadap hukum Islam, mengonfirmasi kepada AFP pada Jumat bahwa mereka berada di balik perintah tersebut.

“Jika seseorang tidak mengikutinya, bukan berarti dia akan dihukum atau dipukuli, itu hanya dorongan bagi wanita Muslim untuk mengikuti hukum Syariah,” kata Sadeq Akif Muhajir.

Di Kabul, para perempuan sudah menutupi rambut mereka dengan jilbab, meskipun beberapa mengenakan pakaian Barat yang sederhana.

Di luar ibu kota, burqa yang menjadi wajib bagi perempuan di bawah rezim pertama Taliban pada 1990-an, masih umum dikenakan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved