Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Taliban Disebut Tebar Ketakutan, Mahasiswi Afganistan Melawan, 'Saya Tidak akan Pernah Lakukan Itu'

Tak gentar dengan kebijakan Taliban, mahasiswi ini pilih melawan. Bahkan secara tegas ia mengatakan tidak akan pernah melakukan hal tersebut

Editor: Budi Rahmat
pixabay
ILustrasi wanita Afganistan mengenakan Burqa 

Taliban, yang sangat membutuhkan pengakuan internasional untuk memungkinkan aliran dana dibuka kembali ke Afghanistan yang dilanda perang, sejauh ini menahan diri untuk tidak mengeluarkan kebijakan nasional.

Baca juga: Dokter Muda yang Baru Menikah Meregang Nyawa Ditangan Taliban, Ini Pemicunya Masalah Sepele Ini

Baca juga: Miris, Muncul untuk Pertama Kali ke Publik, Petinggi Taliban Ini Mengemis ke Negara lain

Sebaliknya, mereka menerbitkan panduan untuk pria dan wanita yang bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya.

"Ini tidak bagus. 100 persen, ini akan menciptakan ketakutan," kata Shahagha Noori, pengawas restoran Kabul tempat poster itu dipasang oleh Taliban.

"Saya pikir jika Taliban mendapatkan pengakuan internasional, maka mereka akan mulai menegakkannya."

Meskipun Taliban menjanjikan versi yang lebih ringan dari aturan garis keras rezim 1996 hingga 2001, sebagian besar perempuan tidak dimasukkan ke pekerjaan pemerintah, dan sekolah menengah untuk anak perempuan tetap ditutup di beberapa provinsi.

Perempuan Afghanistan juga dilarang bepergian sendirian dalam perjalanan jauh.

Belum ada negara yang secara resmi mengakui Pemerintah Taliban, dan para diplomat menghadapi tugas sulit menyalurkan bantuan ke ekonomi Afghanistan yang dilanda krisis tanpa menopang kelompok garis keras itu.

Wanita Lakukan Protes

Kerumunan perempuan berbaris melalui ibu kota Afghanistan.

Selain menyerukan hak-hak perempuan untuk dihormati, mereka juga menuduh pihak berwenang Taliban diam-diam membunuh tentara yang melayani bekas pemerintah yang didukung AS.

Dilansir Tool News, pada Selasa (28/12/2021), sekitar 30 wanita berkumpul di dekat sebuah masjid di pusat Kabul.

Mereka berbaris beberapa ratus meter meneriakkan "keadilan, keadilan" sebelum dihentikan pasukan Taliban.

Taliban berusaha mencegah wartawan meliput pawai, yang diorganisir melawan “pembunuhan misterius terhadap orang-orang muda, terutama mantan tentara negara itu”.

Baca juga: MENENGOK 100 Hari Pertama Taliban Menguasai Afghanistan: Apa yang Terjadi?

Baca juga: Ekonomi Afganistan Hancur, Marak Perdagangan Obat-obatan, Senjata dan Manusia, Taliban Tak Berdaya

Taliban juga menahan sekelompok wartawan dan menyita peralatan dari beberapa fotografer.

Mereka juga menghapus gambar dari kamera sebelum mengembalikannya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved