Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seperti Inilah Senjata yang Dikirim Jerman & Belanda Untuk Ukraina, Jadi Ancaman Tank Rusia

Persenjataan yang dikirim adalah senjata panggul, yaitu roket anti tank Panzerfaust 3. Senjata ini tentu bakal menjadi ancaman Artikel ini telah ta

Editor: Muhammad Ridho
REUTERS/Gleb Garanich
Seorang anggota pasukan Ukraina memegang senjata anti-tank ringan generasi berikutnya (NLAW), yang dipasok oleh Inggris, selama latihan di Pusat Keamanan Perdamaian Internasional Ukraina dekat Yavoriv, di wilayah Lviv, Ukraina, Jumat (28/1/2022). 

Untuk daya tembus pada sasaran, kemampuan penetrasi pada sasaran dengan Rolled homogeneous armour mencapai 110 mm, untuk sasaran concrete 360 mm dan sasaran berupa kantong pasir (sandbags) setebal 1.300 mm.

Dari sisi kinerja, Panzerfaust 3 dengan sistem pembidik UP-7V telescopic sight dapat meluncurkan proyektil ke sasaran dengan kecepatan 115 – 220 meter per detik.

Bagaimana dengan jarak tembak? Efektifnya adalah 400 meter, namun pada jarak tembak maksimum, yaitu 920 meter, roket akan meledak otomatis atau automatic self-destructs once beyond the range.

Anti-tank Javelin

Sebelumnya, sebuah pesawat AS yang membawa rudal anti-tank Javelin, peluncur dan senjata lainnya disebut juga sudah mendarat di Kiev, Ukraina pada 25 Januari.

"Rudal Javelin telah tiba di Kiev, Putaran baru bantuan keamanan, termasuk peluncur dan rudal, dengan berat total sekitar 80 ton," Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengumumkan di Twitter seperti dikutip dari intisari-online.

"Kami berharap pengiriman keempat akan segera dilakukan. Terima kasih kepada mitra perang kami," katanya.

Ini adalah pengiriman senjata putaran ketiga dalam paket bantuan keamanan senilai 200 juta dollar yang baru saja diberikan AS ke Ukraina.

Amerika Serikat adalah bantuan keamanan terbesar Ukraina, di tengah kecurigaan bahwa Rusia merencanakan serangan terhadap negara itu.

Dilansir dari situs resmi Lockheed Martin, rudal Javelin Javelin adalah rudal anti-tank portabel yang dipandu manusia dengan memanggulnya di bahu.

Rudal bikinan perusahaan joint ventur Lockheed Martin dengan Raytheon ini juga dikenal sebagai FGM-148.

Rudal ini memiliki dua mode serangan.

Serangan pertama adalah rudal ditembakkan langsung ke target.

Setelah rudal diluncurkan, Javelin akan memandu dirinya sendiri ke arah target.

Hal itu memungkinkan operatornya agar segera berlindung.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved