Jenderal Rusia Tewas Ditembak Sniper Ukraina, Vladimir Putin Angkat Bicara
Militer Rusia mengatakan bahwa unit-unit Rusia yang ambil bagian dalam operasi militer adalah prajurit profesional, menolak tuduhan
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, wakil komandan Korps Bersenjata Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat Rusia, tewas pada 2 Maret 2022 ketika pasukan Ukraina melawan serangan Rusia.
Informasi di atas belum dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, tetapi diumumkan di jejaring sosial oleh rekan Mayor Jenderal Sukhovetsky, Sergey Chipilyov, dari Persatuan Pasukan Lintas Udara Rusia.
Banyak kantor berita Rusia dan Ukraina juga telah melaporkan kematian Mayor Jenderal Sukhovetsky.
Tetapi tidak ada informasi spesifik tentang lokasi kematiannya.
Sebuah sumber militer mengkonfirmasi bahwa Mayor Jenderal Sukhovetsky dibunuh oleh penembak jitu dan pemakaman akan diadakan di Rusia pada 5 Maret 2022.
Menurut sumber yang sama, ini adalah angka kematian tertinggi Rusia sejak negara itu menyerang Ukraina.
Kremlin mengumumkan pada 2 Maret 2022 bahwa 498 tentara Rusia tewas dan 1.600 terluka selama "operasi militer khusus" di Ukraina.
Namun, angkatan bersenjata Ukraina pada 3 Maret 2022 mengkonfirmasi bahwa sejauh ini ada sekitar 9.000 tentara Rusia telah tewas--dari 200.000 pasukan di Ukraina.
Pada hari ke-8 sejak dimulainya operasi militer, Rusia merebut kota Kherson di Ukraina selatan. Ini adalah ibu kota pertama Ukraina yang jatuh.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 3 Maret 2022 memuji semangat juang tentara dan rakyat Ukraina, dan berjanji bahwa kota-kota di negara itu akan dibangun kembali dengan uang Rusia.
Presiden Zelensky mengumumkan bahwa semua lini pertahanan telah ditingkatkan, dengan kota-kota Kiev, Chernihiv, Sumy dan Mykolaiv dengan keras menolak serangan Rusia.
Seorang wanita berjalan melewati plakat besar yang memuat gambar Presiden Rusia Vladimir Putin. (STRINGER / AFP)
Berikan uang santunan
Semetara, Presiden Putin juga mengklaim bahwa operasi militer Rusia di Ukraina adalah hal yang sukses dan sesuai rencana.
Dia juga menyebutkan bahwa semua tugas yang telah ditetapkan berhasil diselesaikan.
Namun, sayangnya jumlah tentara yang tewas dalam perang Ukraina mencapai 500 orang. Sementara Ukraina mengklaim angkanya jauh di atas itu.
