Tahu Barat Kirim Senjata ke Ukraina, Rusia Tak Gentar: Malah Balik Mengancam
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menyatakan keprihatinannya atas senjata-senjata semacam itu yang “masuk ke tangan yang salah”.
Moskow menuduh Kiev gagal menerapkan perjanjian Minsk untuk menyelesaikan konfliknya dengan apa yang saat itu merupakan dua wilayah yang memisahkan diri di Donbass, di timur Ukraina.
Rusia meluncurkan operasinya pada 24 Februari, dengan alasan bahwa itu ditujukan untuk "demiliterisasi" Ukraina atas nama melindungi rakyat republik Donbass, yang sekarang diakui Rusia sebagai negara merdeka.
Kiev mengecam operasi Rusia sebagai agresi yang sama sekali tidak beralasan dan mendekati AS dan sekutunya untuk meminta bantuan.
Presiden Volodymyr Zelensky telah meminta pesawat militer agar pilot Ukraina dapat terbang, serta meminta senjata lainnya.
Negara-negara Barat secara kolektif mengutuk tindakan militer Moskow.
Kemudian memberi sanksi pada Rusiayang belum pernah terjadi sebelumnya dan telah menjanjikan bantuan militer yang murah hati ke Ukraina.
AS sendiri mengizinkan pengiriman bantuan militer senilai $350 juta ke Ukraina bulan lalu.
Jerman, Belanda, Polandia dan Slovakia juga menjanjikan senjata ke Kiev, termasuk rudal anti-tank dan howitzer self-propelled.
